KOMPAS.com - Komentar terbaru dari pejabat Inggris soal perang Rusia-Ukraina memunculkan reaksi keras dari Moskwa, pada Selasa (26/4/2022) hingga masuk berita populer global Kompas.com.
Masih dari perkembangan terbaru invasi Rusia, dampak sanksi dan dukungan barat ke Ukraina juga mendapat responds serius dari Kremlin.
Salah satunya dialami Polandia dan Bulgaria yang mulai kemarin sudah tidak lagi menerima pasokan gas dari Rusia.
Berikut kami rangkum berita internasional terpopuler dari kanal global Kompas.com edisi Rabu (27/4/2022) hingga Rabu (28/4/2022).
Baca juga: POPULER GLOBAL: Atraksi Pesawat Berujung Kecelakaan | Luhut Temui Elon Musk
Rusia memperingatkan Inggris pada Selasa (26/4/2022), bahwa jika terus memprovokasi Ukraina untuk menyerang sasaran di Rusia maka akan ada "tanggapan proporsional" segera.
Kementerian Pertahanan Rusia mengutip pernyataan dari Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey yang mengatakan kepada Radio BBC, bahwa sepenuhnya sah bagi Ukraina untuk memburu target di kedalaman Rusia untuk mengganggu jalur logistik dan pasokan.
“Kami ingin menggarisbawahi bahwa provokasi langsung London terhadap rezim Kyiv ke dalam tindakan seperti itu, jika tindakan tersebut dilakukan, akan segera mengarah pada respons proporsional kami,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Rusia Selidiki Keberadaan Pasukan Khusus Inggris di Ukraina
Raksasa energi Rusia Gazprom (GAZP.MM) telah mengatakan kepada Polandia dan Bulgaria bahwa pihaknya akan menghentikan pasokan gas mulai hari ini, Rabu (27/4/2022).
Polandia dan Bulgaria akan menjadi negara pertama yang gasnya diputus oleh pemasok utama Eropa sejak Moskwa memulai tindakan yang disebutnya sebagai operasi militer di Ukraina pada 24 Februari.
Langkah untuk memotong pasokan gas juga mengikuti sanksi yang dijatuhkan oleh Polandia terhadap individu dan Rusia. Apa penyebabnya? Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Anggota Parlemen Rusia Sebut Penyetopan Gas ke Polandia dan Bulgaria Sudah Tepat
China mengatakan "tidak seorang pun" ingin melihat perang dunia ketiga, dan berharap "pihak terkait" dalam krisis Ukraina dapat mencegah konflik meningkat lebih lanjut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin memperingatkan "dampak yang lebih mahal" di Eropa dan seluruh dunia, dan mendorong pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai resolusi damai sesegera mungkin.
Komentar Kementerian Luar Negeri muncul setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara secara terbuka tentang risiko "serius" Perang Dunia III, dalam sebuah wawancara yang ditayangkan Senin (25/4/2022).
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Ukraina Tuding Rusia Sengaja Ciptakan Kerusuhan di Moldova