ISLAMABAD, KOMPAS.com - Parlemen pada Senin (11/4/2022) memilih Shahbaz Sharif sebagai perdana menteri atau PM baru Pakistan setelah penggulingan Imran Khan pada akhir pekan.
Imran Khan sebagai PM Pakistan digulingkan pada Minggu (10/4/2022), lalu mengundurkan diri dari kursi majelis nasionalnya bersama sebagian besar anggota partainya menjelang pemungutan suara.
Mantan bintang kriket itu diberhentikan setelah kalah dalam mosi tidak percaya, membuka jalan bagi aliansi yang juga akan menghadapi persoalan sama, mulai dari ekonomi yang lemah, meningkatnya militansi, hingga hubungan yang memburuk dengan Barat.
Baca juga: Ujung Drama Politik Pakistan, PM Imran Khan Digulingkan Lewat Mosi Tidak Percaya
Sebagai PM baru Pakistan, Shahbaz Sharif langsung mengumumkan serangkaian tindakan populis termasuk upah minimum baru sebesar 25.000 rupee (Rp 1,97 juta), kenaikan gaji untuk pegawai negeri, dan proyek pembangunan di daerah pedesaan.
Shahbaz Sharif juga mengatakan, dia menginginkan hubungan yang lebih baik dengan India sebagai negara tetangga, tetapi solusi perlu ditemukan untuk Kashmir, wilayah Himalaya yang diperebutkan di jantung konflik kedua negara selama beberapa dekade.
Shahbaz Sharif adalah pemimpin sentris Liga Muslim Pakistan-N (PML-N), menjadi satu-satunya kandidat perdana menteri setelah loyalis Imran Khan yaitu mantan menteri luar negeri Shah Mahmood Qureshi mundur dari pencalonannya.
"Ini adalah kemenangan kebenaran, dan kejahatan telah dikalahkan," kata Shahbaz Sharif dalam pidato perdananya sebagai Perdana Menteri Pakistan.
Baca juga: Krisis Politik Pakistan Berujung Penggulingan Perdana Menteri Khan, Apa Penyebabnya?