KOMPAS.com - Pasukan Ukraina "dikepung dan diblokir" di Mariupol oleh pasukan Rusia yang berusaha merebut kota itu.
Hal ini dikonfirmasi Myhaylo Podolyak, pejabat dari kantor Presiden Volodymyr Zelensky, dalam cuitannya, dilansir AFP.
Meski begitu, tentara Ukraina bersikeras bahwa usaha mempertahankan Mariupol terus berlanjut.
Baca juga: Separatis Pro-Rusia Klaim Miliki Kendali atas Pelabuhan Kota Mariupol
Zelensky, sejauh ini yakin bahwa puluhan ribu orang di kota itu telah tewas.
Di sisi lain, Inggris sedang mencoba untuk memverifikasi laporan bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia di Mariupol.
Anggota parlemen Ukraina Ivanna Klympush mengatakan Rusia telah menggunakan "zat yang tidak diketahui" dan orang-orang menderita gagal napas.
Namun seorang pembantu wali kota mengatakan bahwa serangan kimia belum dikonfirmasi dan mereka "menunggu informasi resmi dari militer".
Selain Mariupol, Rusia juga kian memperkuat pasukannya di sekitar wilayah Donbas, terutama di dekat kota Izyum, tetapi mereka belum melancarkan serangan penuh.
Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan bahwa persiapan Rusia hampir selesai dan mereka yakin serangan besar akan segera terjadi.
Melompat ke kabar lainnya. Pada pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, para pejabat menyerukan penyelidikan atas kekerasan terhadap perempuan selama konflik.
"Kami semakin mendengar tentang pemerkosaan dan kekerasan seksual. Tuduhan ini harus diselidiki secara independen untuk memastikan keadilan dan akuntabilitas," kata Sima Bahous, direktur badan perempuan PBB.
Baca juga: Zelensky: Rusia Tutup Akses ke Mariupol untuk Tutupi Bukti Ribuan Orang Tewas
Sementara itu terkait insiden Bucha, polisi Perancis dan dokter forensik tiba di Ukraina.
Mereka membantu menyelidiki penemuan sejumlah mayat berpakaian sipil yang tersebar di Bucha dan kota-kota lain di sekitar Kyiv setelah penarikan Rusia dari wilayah tersebut.
Ukraina mengatakan telah menemukan 1.222 mayat di Bucha dan kota-kota lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.