Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cangkok Jantung Babi ke Manusia Berbuah Kontroversi, Dari Masalah Etis hingga Agama

Kompas.com - 12/01/2022, 20:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

KOMPAS.com - Seorang pria AS menjadi orang pertama di dunia yang mendapatkan transplantasi jantung dari babi yang dimodifikasi secara genetik.

Menurut dokter, kondisi David Bennett (57 tahun), terlalu parah untuk memenuhi syarat mendapat transplantasi jantung manusia. Alhasil, dia harus menjalani cangkok organ dari babi.

Baca juga: Pertama di Dunia, Pria Ini Sukses Dapat Transplantasi Jantung dari Babi

Prosedur operasi eksperimental itu dilakukan selama tujuh jam. Tiga hari setelah operasi, kondisi David langsung membaik.

Operasi tersebut dipuji oleh banyak orang sebagai terobosan medis yang dapat mempersingkat waktu tunggu transplantasi dan mengubah kehidupan pasien di seluruh dunia.

Namun beberapa orang mempertanyakan apakah prosedur tersebut etis? Beberapa pihak mempertanyakan masalah moral terkait keselamatan pasien, hak-hak asasi hewan, dan masalah agama.

Jadi, seberapa kontroversial transplantasi jantung dari babi?

Baca juga: Profil Muhammad Mohiuddin, Dokter di Balik Cangkok Jantung Babi ke Manusia

Dampak medis

Ini adalah operasi yang sengaja dilakukan untuk penelitian eksperimen, yang membawa serta risiko besar bagi pasien.

Organ donor manusia yang cocok saja dapat ditolak setelah ditransplantasikan, dan dengan organ hewan, bahayanya mungkin lebih tinggi.

Baca juga: Tak Ingin Meninggal Dunia, Pria AS Ini Lakukan Transplantasi Jantung Babi

Dokter telah mencoba menggunakan organ hewan untuk xenotransplantasi selama beberapa dekade, dengan keberhasilan yang beragam.

Pada 1984, dokter di California mencoba menyelamatkan nyawa bayi perempuan dengan memberinya jantung babon, tetapi dia meninggal 21 hari kemudian.

Meskipun risikonya sangat tinggi, beberapa ahli etika medis mengatakan mereka harus tetap melanjutkan jika pasien mengetahui risikonya.

"Anda tidak akan pernah tahu apakah orang tersebut akan mati secara fatal segera setelah perawatan, tetapi Anda tidak dapat melanjutkannya tanpa mengambil risiko," kata Profesor Julian Savulescu, Ketua Uehiro in Practical Ethics di Universitas Oxford.

"Selama pasien memahami berbagai risiko, menurut saya orang-orang harus bisa menerima eksperimen radikal ini," tambahnya.

Profesor Savulescu mengatakan memberikan semua pilihan yang tersedia untuk pasien adalah hal yang penting, termasuk jantung mekanis atau transplantasi manusia.

Dokter yang menangani kasus Bennett mengatakan operasi itu dibenarkan karena dia tidak punya pilihan pengobatan lain, dan Bennett akan mati jika tidak menjalaninya.

Kondisi David Bennett (kanan) dilaporkan membaik setelah operasi.

UNIVERSITY OF MARYLAND SCHOOL OF MEDICINE via BBC INDONESIA Kondisi David Bennett (kanan) dilaporkan membaik setelah operasi.

Baca juga: Thailand Temukan Kasus Demam Babi Afrika di Rumah Potong Hewan

Profesor Savulescu mengatakan sebelum melakukan operasi apa pun, prosedur itu harus menjalani "pengujian jaringan makhluk hidup non-manusia yang sangat ketat", untuk memastikan keamanannya.

Transplantasi jantung pada Bennett tidak dilakukan sebagai bagian dari uji klinis, seperti yang biasanya diperlukan untuk perawatan eksperimental. Obat-obatan yang diberikan kepadanya pun belum diuji untuk digunakan pada primata non-manusia.

Namun Dokter Christine Lau dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, yang terlibat dalam perencanaan prosedur operasi Bennett, mengatakan tidak ada kesalahan saat mempersiapkan operasi.

"Kami telah melakukan ini selama beberapa dekade di laboratorium, pada primata, sampai akhirnya sampai di titik di mana menurut kami prosedur ini aman untuk ditawarkan kepada penerima manusia," katanya kepada BBC.

Hak asasi hewan

Transplantasi jantung babi yang dilakukan pada Bennett juga memicu kembali perdebatan tentang penggunaan babi untuk transplantasi manusia, yang ditentang oleh banyak kelompok hak asasi hewan.

Salah satunya, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), yang mengecam transplantasi jantung babi Bennett sebagai tindakan yang "tidak etis, berbahaya, dan pemborosan sumber daya yang luar biasa."

"Hewan bukanlah gudang peralatan yang bisa dijarah, tetapi makhluk yang kompleks dan cerdas," kata PETA.

Baca juga: Demam Babi Afrika Apakah Berbahaya bagi Manusia?

Para ilmuwan melakukan manipulasi genetik pada babi yang jantungnya digunakan untuk transplantasi, sehingga tidak akan ditolak oleh tubuhnya.NYU LANGONE HEALTH via BBC INDONESIA Para ilmuwan melakukan manipulasi genetik pada babi yang jantungnya digunakan untuk transplantasi, sehingga tidak akan ditolak oleh tubuhnya.

Menurut para aktivis, memodifikasi gen hewan agar lebih mirip manusia adalah tindakan yang salah.

Dalam prosedur transplantasi yang dijalani Bennett, para ilmuwan mengubah 10 gen pada babi yang jantungnya digunakan untuk transplantasi, sehingga tidak akan ditolak oleh tubuhnya.

Pengambilan jantung dari babi dilakukan saat pagi di hari operasi.

Juru bicara Animal Aid, sebuah kelompok hak asasi hewan yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada BBC bahwa mereka menentang modifikasi gen hewan atau xenotransplantasi "dalam keadaan apapun".

"Hewan memiliki hak untuk menjalani hidup mereka, tanpa dimanipulasi secara genetik dengan semua rasa sakit dan trauma yang ditimbulkannya, hanya untuk dibunuh dan diambil organnya," kata organisasi itu.

Para aktivis mengkhawatirkan ada efek jangka panjang modifikasi genetik yang tidak diketahui terhadap kesehatan babi.

Dokter Katrien Devolder, seorang ahli bioetika di Universitas Oxford, mengatakan kita hanya boleh menggunakan organ babi yang gennya sudah dimodifikasi, jika kita dapat "memastikan mereka tidak menderita sakit yang seharusnya tidak mereka alami".

"Mengonsumsi babi jauh lebih bermasalah daripada menggunakannya untuk menyelamatkan nyawa, tapi tentu saja itu bukan alasan untuk mengabaikan kesejahteraan hewan," katanya.

Baca juga: UNIK GLOBAL: Kuda Sumomomomomomomomo Menang Balapan | AS dan Inggris Pernah Hampir Berperang Gara-gara Babi

Agama

Penerimaan prosedur transplantasi organ hewan mungkin juga menimbulkan kebingungan bagi mereka yang memiliki keyakinan tertentu.

Babi dipilih karena memiliki ukuran organ yang mirip dengan manusia dan babi relatif mudah berkembang biak serta dibesarkan di penangkaran.

Namun bagaimana jika pilihan ini menimpa pasien Yahudi atau Muslim, yang agamanya memiliki aturan ketat tentang hewan?

Meskipun hukum Yahudi melarang penganutnya memelihara atau memakan babi, menerima jantung babi "sama sekali tidak melanggar hukum makanan Yahudi", kata Dr Moshe Freedman, seorang rabi senior London, bagian dari Kelompok Penasihat Moral dan Etika Departemen Kesehatan Inggris.

"Karena perhatian utama dalam hukum Yahudi adalah pelestarian kehidupan manusia, seorang pasien Yahudi diwajibkan untuk menerima transplantasi dari hewan jika ini menawarkan peluang terbesar untuk bertahan hidup dan kualitas hidup terbaik di masa depan," kata Rabi Freedman kepada BBC.

Babi yang dibiakkan untuk transplantasi telah mengalami perubahan gen (stok foto).

GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Babi yang dibiakkan untuk transplantasi telah mengalami perubahan gen (stok foto).

Baca juga: Jasad Pacar Selebgram Gabby Petito, Brian Laundrie, Dimakan Alligator dan Babi Hutan

Dalam Islam, ada kesamaan bahwa penggunaan bahan hewani diperbolehkan jika menyelamatkan nyawa seseorang.

Dar al-Ifta, otoritas di Mesir yang berwenang mengeluarkan peraturan agama, mengatakan dalam suatu fatwa bahwa katup jantung babi diperbolehkan jika "ada kekhawatiran menyangkut nyawa pasien, kehilangan salah satu organnya, eksaserbasi atau perburukan penyakit, dan penurunan kondisi tubuh yang parah".

Profesor Savulescu mengatakan, bahkan jika seseorang menolak transplantasi dari hewan dengan alasan agama atau etika, mereka tidak akan ditempatkan di daftar tunggu paling belakang untuk mendapatkan donor organ manusia.

"Beberapa orang mungkin mengatakan begitu Anda memiliki kesempatan untuk mendapatkan organ, Anda harus masuk ke dalam daftar; yang lain akan mengatakan Anda harus memiliki hak yang sama seperti orang lain," katanya.

"Itu hanya posisi yang harus kita sesuaikan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com