Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2022, 06:34 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

NAKHON PATHOM, KOMPAS.com – Pemerintah Thailand pada Selasa (11/1/2022), mengumumkan temuan kasus demam babi Afrika (ASF) pada sampel usap permukaan yang dikumpulkan di sebuah rumah potong hewan di Provinsi Nakhon Pathom, Thailand.

Kasus itu menjadi kasus demam babi Afrika terkonfirmasi pertama di negara tersebut.

Pemerintah Thailand melakukan penyelidikan pada akhir pekan lalu setelah beberapa hari terakhir muncul spekulasi bahwa penyakit tersebut telah membinasakan kawanan babi Thailand dan di tengah tudingan bahwa otoritas menutupi kejadian wabah tersebut.

Baca juga: Thailand Ancam Pidanakan Pedagang yang Sembarangan Naikkan Harga Telur, Berapa Harga Telur di Sana?

Direktur Jendeal Kementerian Pengembangan Peternakan Thailand, Sorravis Thaneto, mengatakan, satu sampel telah dites positif terkena demam babi Afrika dari 309 sampel yang dikumpulkan, termasuk sampel darah babi di 10 peternakan dan tes usap di dua rumah pemotongan hewan di provinsi ternak babi.

"Kami menemukan satu sampel yang terbukti positif demam babi Afrika," kata Sorravis dikutip dari Bangkok Post, Selasa.

Dia berjanjin akan melacak sumber penyakit tersebut.

Konfirmasi itu diumumkan setelah Pemerintah Thailand selama bertahun-tahun menyangkal wabah lokal demam babi Afrika, yang melanda Eropa dan Asia dalam beberapa tahun terakhir dan membuat ratusan juta babi mati.

Itu juga terjadi beberapa hari setelah Universitas Kasetsart Thailand mengatakan bahwa laboratoriumnya bulan lalu menemukan penyakit itu pada babi peliharaan yang mati, laporan pertama di Thailand.

Baca juga: Di Thailand, Pemegang Kartu Jamkesmas Tak Perlu Susah-susah Cari Rujukan untuk Berobat

Setelah temuan kasus demam babi Afrika ini, Pemerintah Tahiland telah memutuskan untuk mengambil beberapa langkah berikut:

  • Menetapkan zona wabah ASF dalam radius 5 km dari tempat temuan sampel
  • Membatasi mobilitas babi
  • Mempertimbangkan pemusnahan hewan-hewan yang diduga terinfeksi dan membayar kompensasi bagi peternak yang terkena imbas

Sorravis menyampaikan Pemerintah Thailand juga akan melapor ke Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) terkait temuan resmi kasus demam babi Afrika.

Kabinet pada Selasa menyetujui 574 juta baht atau sekitar Rp24,6 miliar sebagai kompensasi untuk peternak kecil di 56 provinsi di mana babi telah dimusnahkan pada tahun lalu untuk mencegah demam babi Afrika dan penyakit babi virus lainnya.

Hampir 5.000 peternak di Thailand diketahui belum menerima kompensasi atas pemusnahan lebih dari 159.000 babi selama periode Maret-Oktober tahun lalu, kata juru bicara pemerintah.

Baca juga: Reaksi Media Thailand Usai Laga Final Piala AFF, Termasuk Singgung Kekecewaan Indonesia Terus Berlanjut

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Korut Peringatkan PBB, Semenanjung Korea Berisiko Perang Nuklir

Korut Peringatkan PBB, Semenanjung Korea Berisiko Perang Nuklir

Global
Rangkuman Hari Ke-580 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Gempur Pelabuhan Izamil | Hillary Clinton Ejek Putin

Rangkuman Hari Ke-580 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Gempur Pelabuhan Izamil | Hillary Clinton Ejek Putin

Global
Jenazah Bos Mafia Italia, Messina Denaro, Dibawa ke Kampung Halaman di Sisilia

Jenazah Bos Mafia Italia, Messina Denaro, Dibawa ke Kampung Halaman di Sisilia

Global
Demi Ajar 2 Siswa, Guru Ini Tiap Hari Tempuh 200 Km Pulang Pergi

Demi Ajar 2 Siswa, Guru Ini Tiap Hari Tempuh 200 Km Pulang Pergi

Global
Kapsul NASA yang Bawa Sampel Asteroid Terbesar Akhirnya Dibuka, Ini Isinya

Kapsul NASA yang Bawa Sampel Asteroid Terbesar Akhirnya Dibuka, Ini Isinya

Global
AS Hentikan Bantuan ke Gabon Setelah Kudeta Militer

AS Hentikan Bantuan ke Gabon Setelah Kudeta Militer

Global
Penyebab Kebakaran Pesta Pernikahan Irak yang Tewaskan 100 Orang

Penyebab Kebakaran Pesta Pernikahan Irak yang Tewaskan 100 Orang

Global
Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak Tewaskan Sedikitnya 100 Orang, Kembang Api Jadi Pemicu

Kebakaran di Pesta Pernikahan Irak Tewaskan Sedikitnya 100 Orang, Kembang Api Jadi Pemicu

Global
UPDATE Ledakan di Nagorno-Karabakh, 68 Orang Tewas, 105 Belum Ditemukan

UPDATE Ledakan di Nagorno-Karabakh, 68 Orang Tewas, 105 Belum Ditemukan

Global
[POPULER GLOBAL] Ledakan di Nagorno-Karabakh | Lansia Timbun Sampah 3 Ton

[POPULER GLOBAL] Ledakan di Nagorno-Karabakh | Lansia Timbun Sampah 3 Ton

Global
Sampah Makanan Menumpuk, Supermarket di Australia Diminta Perpanjang Masa Kedaluwarsa

Sampah Makanan Menumpuk, Supermarket di Australia Diminta Perpanjang Masa Kedaluwarsa

Global
Setahun Serangan di Pipa Gas Nord Stream: Sedikit Fakta, Banyak Spekulasi

Setahun Serangan di Pipa Gas Nord Stream: Sedikit Fakta, Banyak Spekulasi

Global
Desa-desa Rusia Mati Listrik Setelah Diserang Drone Ukraina

Desa-desa Rusia Mati Listrik Setelah Diserang Drone Ukraina

Global
Diklaim Tewas oleh Ukraina, Komandan Rusia Muncul di Video Pertemuan

Diklaim Tewas oleh Ukraina, Komandan Rusia Muncul di Video Pertemuan

Global
Singapura Ledakkan Bom Perang Dunia II Seberat 100 Kg, 4.000 Warga Dievakuasi

Singapura Ledakkan Bom Perang Dunia II Seberat 100 Kg, 4.000 Warga Dievakuasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com