"Mereka akan beristirahat di antara saudara Tatar mereka," katanya.
"Orang-orang ini telah meninggalkan negara mereka, bukan untuk bepergian atau melihat tempat-tempat indah, meskipun Polandia itu indah. Tetapi, untuk menemukan kehidupan yang lebih baik. Mereka dimanipulasi dan mereka menderita, hal yang bukan salah mereka."
Tidak ada jumlah pasti korban di antara para migran dan pengungsi, yang sejak musim panas telah melakukan perjalanan ke Belarus. Mereka kini berusaha menyeberang ke Polandia, Lituania, atau Latvia, tiga negara yang berbatasan dengan Uni Eropa.
Uni Eropa menganggap migrasi sebagai “perang hibrida”, yang dilakukan oleh pemerintah otoriter Presiden Belarus Alexander Lukashenko.
Polandia memerintahkan keadaan darurat di sepanjang perbatasannya untuk menghentikan para migran masuk. Termasuk untuk mencegah keluarga - atau penyelundup - mendekati perbatasan yang dapat memfasilitasi perjalanan mereka lebih jauh ke barat.
Sebagian besar migran berharap dapat mencapai Jerman atau tempat lain di Eropa Barat, dan dalam beberapa kasus untuk bertemu kembali dengan kerabat.
Baca juga: Krisis Migran, Polandia Sebut Belarus Ubah Taktik dengan Memecah ke Kelompok Kecil
"They were going to die...and nobody was going to do anything."
— Al Jazeera English (@AJEnglish) November 24, 2021
Despite clearing camps earlier this week, Poland is accusing Belarus of continuing to ferry migrants to its border. Thousands remain camped out, facing harsh winter weather. pic.twitter.com/LcJId3RcCb
Ketika Polandia membangun kehadiran militernya di daerah itu, banyak migran terperangkap di hutan. Mereka didorong bolak-balik antara pasukan Belarus dan Polandia.
Badan Penjaga Perbatasan Polandia sejak September melaporkan sekitar 10 kematian, tetapi tidak mengidentifikasi korban.
Sementara itu, kelompok kemanusiaan dan media Polandia telah melaporkan lebih banyak kasus. Tetapi, sulit untuk memverifikasi kematian tersebut.
Ada juga kematian migran di pihak Belarus, dengan mayat dikembalikan ke Irak untuk dimakamkan. Tetapi, pihak berwenang Minsk belum melaporkan berapa banyak kasus seperti itu.
Seorang pria yang tampaknya adalah seorang migran dari Afrika dimakamkan pada Senin (22/11/2021) di pemakaman Katolik Sokolka, tidak jauh dari pemakaman Muslim di Bohoniki karena sebuah Alkitab ditemukan di sebelah tubuhnya.
Tetapi, karena tidak ada kepastian bahwa dia adalah orang Kristen, pendeta setempat tidak memimpin upacara, dan semua yang menghadiri pemakaman adalah jurnalis.
Media Polandia juga melaporkan kematian seorang pria Kristen Suriah berusia 24 tahun, yang mereka identifikasi sebagai Issa Jerjos.
Baca juga: Alexander Lukashenko: Sangat Mungkin Pasukannya Bantu Migran Masuk Perbatasan Belarus-Polandia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.