Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Migran Irak Dikuburkan Tanpa Orangtua, Jadi Korban dari Krisis Perbatasan Polandia-Belarus

Kompas.com - 24/11/2021, 16:08 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

BOHONIKI, KOMPAS.com - Bayi dari keluarga migran Irak menambah jumlah korban dari krisis perbatasan Polandia-Belarus.

Dia terpaksa dimakamkan tanpa kehadiran orangtuanya, setelah sang ibu mengalami keguguran di perbatasan lalu berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Baca juga: Pemakaman Seorang Migran Yaman yang Meninggal Kedinginan di Perbatasan Belarus-Polandia

Seorang imam Polandia membacakan doa untuknya pada Selasa (23/11/2021) di atas peti mati putih kecil yang berisi seorang anak laki-laki Irak yang seharusnya belum lahir.

Kehidupan keluarganya, yang disebut sebagai migran dari Timur Tengah, terimpit di perbatasan Polandia-Belarus saat mencoba menyelinap ke Uni Eropa secara ilegal.

Setelah salju pertama musim itu turun semalaman, Aleksander Ali Bazarewicz, sang imam, menunggu dengan harapan ayah anak itu - yang berada di pusat pengungsian bersama istrinya (sang ibu) yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius - akan tiba.

Ketika mereka tidak muncul, Bazarewicz memutuskan tetap memimpin upacara pemakaman di depan sebuah masjid kayu tua dan kemudian di sisi kuburan.

Bazarewicz memimpin upacara untuk keluarga yang belum pernah ditemuinya. Dia mengakui tidak banyak yang dia ketahui soal ibu, yang keguguran pada minggu ke-27 kehamilannya di perbatasan. Bazarewicz hanya tahu keluarga itu memiliki lima anak.

Dia memanggil dua orang Muslim lain, keduanya imigran Chechnya, untuk membantu pemakaman, sisanya hanya dihadiri oleh sekitar tiga lusin wartawan.

Baca juga: Polandia: Belarus Buat Kelompok Kecil Migran untuk Masuk Uni Eropa

Bazarewicz mengatakan, itu tugasnya sebagai seorang Muslim untuk memastikan bahwa Muslim lain dikuburkan dengan ritual keagamaan yang tepat. Terlebih lagi, mereka telah tewas di tanah Polandia jauh dari tanah air mereka.

Dalam Islam, janin setelah empat bulan dianggap sebagai manusia dan dikuburkan utuh, jelasnya.

Peti mati bayi itu diberi renda, diberi nama Halikari Dhaker, dan tanggal kematiannya 14 November.

Ukurannya sangat kecil sehingga dibawa ke kuburan oleh seorang pria sebelum diturunkan dengan tali.

Seorang imam Polandia, kiri, dan dua anggota komunitas Muslim lainnya mengubur peti mati putih kecil seorang anak laki-laki Irak yang belum lahir, di Bohoniki, Polandia, pada Selasa 23 November 2021. AP PHOTO/CZAREK SOKOLOWSKI Seorang imam Polandia, kiri, dan dua anggota komunitas Muslim lainnya mengubur peti mati putih kecil seorang anak laki-laki Irak yang belum lahir, di Bohoniki, Polandia, pada Selasa 23 November 2021.

“Korban lainnya,” kata Bazarewicz, yang memimpin doa agar korban pertama migrasi dimakamkan di pemakaman yang sama, seorang pengungsi Suriah berusia 19 tahun, sembilan hari lalu.

“Kami pikir ini hanya akan terjadi sekali, tetapi sekarang wilayah ini (pemakaman) semakin besar,” katanya, berdiri di antara empat gundukan kuburan sederhana, masing-masing dikelilingi oleh batu dan ditutupi dengan cabang-cabang pinus.

Baca juga: Polandia: Krisis Migran Upaya Terbesar Mengacaukan Eropa sejak Perang Dingin

Keempatnya sekarang beristirahat bersama di tepi pemakaman Muslim terbesar di Polandia. Lokasi itu milik komunitas Tatar, yang telah tinggal di hutan timur Polandia selama berabad-abad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com