Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan Pecah di Perbatasan Polandia-Belarus, Gas Air Mata Ditembakkan ke Para Migran

Kompas.com - 17/11/2021, 06:07 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BRUSSELS, KOMPAS.com - Pasukan keamanan Polandia menembakkan gas air mata ke para migran yang melemparkan batu di perbatasan dengan Belarus pada Selasa (16/11/2021).

Sementara itu, NATO menegaskan kembali dukungannya untuk Warsawa, dalam krisis yang menyebabkan ribuan orang terdampar di perbatasan dalam suhu dingin.

Baca juga: Presiden Belarus Klaim Mulai Pemulangan Migran di Perbatasan Polandia

Reuters mewartakan, rekaman video yang dirilis oleh pihak berwenang Polandia menunjukkan, para migran juga melemparkan botol dan kayu gelondongan melintasi pagar perbatasan kawat berduri. Ada juga yang menggunakan tongkat untuk mencoba menerobos.

Tujuh polisi terluka dalam kekerasan itu, krisis terbaru yang menurut Uni Eropa (UE) diatur oleh Belarus--sekutu Rusia, sebagai pembalasan atas sanksi UE yang dijatuhkan atas tindakan keras terhadap protes politik, tuduhan yang dibantah Minsk.

Hingga 4.000 migran, sebagian besar dari Irak dan Afghanistan, sekarang menunggu di hutan yang membeku, di tempat yang tidak hanya menjadi perbatasan Polandia, tetapi juga perbatasan eksternal Uni Eropa dan NATO, aliansi militer Barat.

"Kami sangat prihatin tentang cara rezim (pemimpin Belarus Alexander) Lukashenko menggunakan migran yang rentan sebagai taktik hibrida terhadap negara lain," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada pertemuan menteri pertahanan aliansi di Brussels.

"Kami berdiri dalam solidaritas dengan Polandia dan semua sekutu yang terkena dampak."

Polisi Polandia menyemprotkan gas air mata selama bentrokan antara migran dan penjaga perbatasan Polandia di perbatasan Belarus-Polandia dekat Grodno, Belarus, pada Selasa, 16 November 2021.AP PHOTO/LEONID SHCHEGLOV Polisi Polandia menyemprotkan gas air mata selama bentrokan antara migran dan penjaga perbatasan Polandia di perbatasan Belarus-Polandia dekat Grodno, Belarus, pada Selasa, 16 November 2021.

Baca juga: Polandia Desak NATO Atasi Krisis Perbatasan Eropa dengan Belarus

Lithuania dan Latvia, yang seperti Polandia adalah anggota NATO dan Uni Eropa, juga telah melaporkan peningkatan tajam dalam upaya untuk menyeberang dari Belarus sejak musim panas.

Setidaknya delapan migran tewas di perbatasan selama krisis. Satu, seorang pria Suriah berusia 19 tahun, dimakamkan pada Selasa (16/11/2021) di desa Bohoniki, timur laut Polandia.

Seorang anak laki-laki Kurdi berusia sembilan tahun, yang kedua kakinya diamputasi, termasuk di antara mereka yang terjebak di antara danau, rawa dan hutan di perbatasan.

Insiden ini terjadi setelah Polandia menolak membiarkan mereka masuk dan pasukan Belarus mencegah mereka kembali.

Baca juga: Konflik Geopolitik di Perbatasan Belarus-Polandia, Orang-orang Tak Terima Dijadikan Senjata

Penderitaan besar

"Kita dapat melihat penderitaan besar orang-orang yang dibiarkan dalam keadaan terombang-ambing," kata Dunja Mijatovic, komisaris hak asasi manusia untuk Dewan Eropa, pengawas hak-hak Eropa yang lebih besar dari Uni Eropa dan termasuk Rusia di antara anggotanya.

Setelah mengunjungi pusat bantuan migran di kota Polandia di dekat perbatasan, dia berkata, "Kita perlu menemukan cara untuk mengurangi eskalasi, untuk memastikan bahwa fokusnya adalah menghentikan penderitaan."

Hubungan antara Belarus dan Uni Eropa memburuk setelah pemilihan presiden yang diperebutkan tahun lalu.

Lukashenko, yang telah memegang kekuasaan sejak 1994, mengeklaim kemenangan dalam pemungutan suara. Klaim itu memicu protes jalanan massal dan, pada gilirannya, ditanggapi dengan tindakan keras polisi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com