WARSAWA, KOMPAS.com - Pada Minggu (21/11/2021) di tengah hutan, beberapa pria dari komunitas Muslim kecil Polandia menguburkan seorang migran Yaman yang meninggal kedinginan dan kelelahan di perbatasan Belarus-Polandia.
Setelah berdoa di luar masjid kayu tua di desa perbatasan Polandia, Bohoniki, orang-orang dari komunitas Muslim itu mengangkut peti mati migran tersebut ke sebuah kuburan yang terletak di atas bukit pohon pinus.
Melansir AFP pada Minggu (21/11/2021), migran Yaman yang meninggal kedinganan itu bernama Mustafa Mohammed Murshid Al-Raymi.
Pria berusia 37 tahun itu dimakamkan di hadapan saudara laki-lakinya dan duta besar Yaman untuk Polandia.
Baca juga: Alexander Lukashenko: Sangat Mungkin Pasukannya Bantu Migran Masuk Perbatasan Belarus-Polandia
Makamnya terletak di samping kuburan para migran lain yang tewas dalam krisis perbatasan Belarus-Polandia yang meletus pada November ini.
"Ini adalah ungkapan rasa hormat dan solidaritas kami dengan pria yang meninggal dalam kondisi mengerikan ini. Ini benar-benar tragedi," kata Ryszard Mozdabaiev, peserta komunitas Muslim Polandia yang ikut memakamkan migran Yaman yang meninggal kedinginan tersebut.
Ryszard Mozdabaiev adalah seorang Muslim yang melarikan diri dari Krimea ke Polandia pada 8 tahun lalu.
"Ini adalah politik yang membenci orang," katanya kepada AFP bersama teman-teman dari Krimea dan Chechnya yang semuanya akrab dengan pengalaman menjadi seorang migran.
Komunitas Muslim lokal yang kecil ini kebanyakan keturunan Tatar yang kehadirannya di timur laut Polandia berasal dari abad ke-14.
Mereka telah mengambil inisiatif untuk mengatur pemakaman yang layak bagi para migran yang meninggal dalam krisis perbatasan Belarus-Polandia.
"Saya khawatir akan ada lebih banyak pemakaman segera," kata Maciej Szczesnowicz, pemimpin komunitas Muslim lokal Polandia ini.
Baca juga: Belarus Tampung 7.000 Migran, 2.000 di Antaranya Berkemah di Perbatasan Polandia
Komunitas Muslim di Bohoniki telah membantu para migran di perbatasan Polandia-Belarus dengan mengumpulkan pakaian dan makanan serta menggalang dana untuk mereka.
Komunitas Muslim tersebut juga telah membantu pasukan di daerah perbatasan dengan memasak sup setiap hari di tengah musim dingin di sana.
Media Polandia mengatakan sedikitnya 11 migran telah tewas sejak krisis di perbatasan Belarus-Polandia dimulai.
Pekan lalu, Belarus memindahkan 2.000 migran dari perkemahan darurat di perbatasan Belarus-Polandia ke pusat logistik terdekat.