Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belarus Tampung 7.000 Migran, 2.000 di Antaranya Berkemah di Perbatasan Polandia

Kompas.com - 19/11/2021, 08:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Belarus pada Kamis (18/11/2021) mengatakan, ada sekitar 7.000 migran di negara bekas Soviet itu, dengan sekitar 2.000 di antaranya berkemah di perbatasan dengan Polandia.

Ribuan migran terutama dari Timur Tengah berkemah di sekitar perbatasan, dalam apa yang dikatakan Barat sebagai balas dendam Belarus atas sanksi pada Alexander Lukashenko setelah menindak keras demo tahun lalu.

"Uni Eropa sedang menciptakan koridor kemanusiaan untuk 2.000 pengungsi yang berada di kamp. Kami mengambil tanggung jawab - sebanyak mungkin dan jika mereka mau - mengembalikan 5.000 lainnya ke rumah mereka," kata juru bicara Lukashenko, Natalya Eismont, dikutip dari AFP.

Baca juga: Belarus Pindahkan Para Migran dan Pengungsi dari Hutan Perbatasan

Dia mengatakan, Kanselir Jerman Angela Merkel akan bernegosiasi dengan Uni Eropa untuk menciptakan koridor kemanusiaan ke Jerman.

Namun, Berlin membantah kesepakatan dengan Lukashenko tentang kemungkinan koridor kemanusiaan.

"Jerman tidak menyetujui itu. Ini masalah Eropa dan Jerman tidak akan melakukannya sendiri," kata seorang sumber pemerintah kepada AFP.

Berbicara secara terpisah di Warsawa, Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer juga dengan tegas membantah desas-desus bahwa Jerman akan menerima 2.000 migran.

Dia mengatakan, dirinya langsung menghubungi Merkel ketika mendengar klaim itu, dan menerima informasi yang jelas bahwa ini adalah berita palsu.

Lukashenko menepis tuduhan bahwa ia merekayasa krisis migran dan mengkritik Uni Eropa karena tidak membuka pintu bagi para migran.

Minggu ini dia berbicara dua kali melalui telepon dengan Merkel dalam panggilan pertamanya dengan pemimpin Barat sejak tahun lalu.

Pada Rabu (17/11/2021), kantornya mengatakan pembicaraan langsung antara Belarus dan Uni Eropa sudah dekat seperti yang disepakati dalam percakapannya dengan Merkel.

Jerman, sementara itu, belum mengonfirmasi pembicaraan langsung.

Baca juga: Krisis Migran di Perbatasan Belarus-Polandia Bisa Berlangsung Berbulan-bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com