Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alexander Lukashenko: Sangat Mungkin Pasukannya Bantu Migran Masuk Perbatasan Belarus-Polandia

Kompas.com - 20/11/2021, 10:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan kepada BBC "sangat mungkin" pasukannya membantu migran masuk ke perbatasan Belarus-Polandia, tetapi membantah mereka diundang.

Ribuan migran, kebanyakan dari Timur Tengah, telah mencoba untuk masuk ke negara Uni Eropa melalui perbatasan Belarus-Polandia dalam beberapa bulan ini.

Dalam wawancara eksklusif dengan BBC, Alexander Lukashenko berkata, "Kami orang Slavia. Kami memiliki hati. Pasukan kami tahu migran akan ke Jerman."

"Mungkin seseorang membantu mereka. Saya tidak akan menyelidiki ini" ucap pemimpin otoriter Belarus itu, seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu (20/11/2021).

Baca juga: Ukraina Harus Bangun Pagar Perbatasan dengan Rusia-Belarus Sepanjang 2.500 Kilometer

Uni Eropa, NATO, AS telah menuduh Alexander Lukashenko membujuk para migran masuk ke perbatasan Belarus-Polandia dengan janji palsu kemudahan masuk Uni Eropa.

Namun, Lukashenko membantah tuduhan tersebut.

"Saya mengatakan kepada mereka (Uni Eropa) saya tidak menjaring migran ke perbatasan, menahan mereka di perbatasan, dan jika mereka terus datang sekarang, saya tidak akan menghentikan mereka, karena mereka tidak datang ke negara saya, mereka ingin pergi ke negara Anda," ucapnya.

"Namun, saya tidak mengundang mereka ke sini. Dan sejujurnya, saya tidak ingin mereka pergi melewai Belarus," kata Lukashenko tentang kedatangan para migran.

Pemimpin oposisi pemerinatahan Lukashenko, Svetlana Tikhanovskaya mengkritik wawancara eksklusif BBC dengan pemimpin yang kontroversial tersebut.

Tikhanovskaya dan timnya menyebut wawancara soal konflik perbatasan Belarus-Polandia itu hanya akan "memberi panggung kepada seorang diktator".

Baca juga: Belarus Tampung 7.000 Migran, 2.000 di Antaranya Berkemah di Perbatasan Polandia

Tikhanovskaya kemudian mengatakan kepada BBC bahwa wawancara itu memberi Lukashenko "sebuah platform untuk kebohongan dan propaganda" tentang konflik perbatasan Belarus-Polandia.

Uni Eropa mengklaim Lukashenko telah mengatur krisis perbatasan Belarus dengan Polandia, Lithuania, dan Latvia dalam beberapa bulan terakhir.

Krisis perbatasan perbatasan Belarus-Polandia yaang sekarang terjadi dianggap Barat sebagai pembalasan Lukashenko atas sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa kepada Belarus karena tindakan brutalnya terhadap oposisi yang ambil bagian dalam protes massal pemilu pada Agustus 2020 yang disengketakan.

Uni Eropa menyebut Lukashenko telah melakukan "pendekatan gaya gangster yang tidak manusiawi" untuk masalah migran di perbatasan Belarus-Polandia.

Setidaknya 2.000 migran terlantar di kamp-kamp di hutan perbatasan Belarus-Polandia sampai mereka akhirnya dipindahkan pekan ini ke gudang logistik di dekatnya.

Diperkirakan 5.000 migran tetap berada di Belarus, meskipun ratusan di antaranya orang-orang Kurdi telah dipulangkan ke Irak utara dengan penerbangan repatriasi pada Kamis (18/11/2021).

Baca juga: Belarus Pindahkan Para Migran dan Pengungsi dari Hutan Perbatasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com