Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Belanda Kesal Sebut Provokator Kerusuhan Demo Aturan Covid-19 "Idiot"

Kompas.com - 23/11/2021, 11:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Belanda Mark Rutter pada Senin (22/11/2021) mengutuk provokator kerusuhan demo aturan Covid-19 dengan menyebut mereka sebagai "idiot" dan bersumpah mengadili yang bertanggung jawab.

Pemerintahan Belanda terus memperingatkan kemungkinan aturan pembatasan Covid-19 lebih lanjut, kecuali kasusnya berkurang signifikan. Meski itu berisiko membakar situasi.

Sementara ini, situasi di Belanda tampak lebih tenang pada Senin (22/11/2021), dengan polisi memberlakukan perintah darurat di kota utara Zwolle setelah kekhawatiran demonstrasi baru.

Hanya sejumlah kelompok kecil yang masih melancarkan aksi protes.

Baca juga: AS Keluarkan Peringatan Covid-19: Jangan Bepergian ke Jerman dan Denmark

Akibat dari kerusuhan demo aturan Covid-19 di Belanda, sedikitnya 130 orang telah ditangkap, 4 orang terluka oleh tembakan, dan beberapa petugas polisi terluka sejak protes keras pertama kali meletus pada Jumat (19/11/2021).

Kerusuhan itu "adalah kekerasan murni dengan kedok protes," kata Rutte kepada media Belanda, pada Senin (22/11/2021).

"Saya mengerti ada banyak ketegangan di masyarakat karena kita sudah lama berurusan dengan momok corona," ucap Rutte, seperti yang dilansir dari AFP pada Senin (22/11/2021).

Dia mengatakan bahwa dirinya akan selalu memberikan hak untuk protes, tetapi "Saya tidak akan pernah menerima bahwa orang idiot menggunakan kekerasan murni," tandasnya.

Belanda kembali menerapkan lockdown parsial pada 13 November setelah rekor lonjakan kasus Covid-19, dengan bar, kafe, restoran, dan supermarket tutup pada pukul 8 malam. Lalu, acara olahraga profesional dimainkan secara tertutup.

Setidaknya selama 3 hari terjadi kerusuhan demo aturan Covid-19 jelang Natal dan Tahun Baru tersebut di sejumlah kota di Belanda, seperti Rotterdam, Den Haag, dan kota-kota lainnya.

Baca juga: Protes dan Kerusuhan Melanda Negara-negara Eropa Menentang Pembatasan Covid-19

Rangkaian kerusuhan demo aturan Covid-19 di Belanda

Pemerintah Belanda mengatakan pada Senin (22/11/2021) bahwa orang-orang sangat perlu untuk tetap berpegang pada langkah-langkah atau pembatasan Covid-19 lebih lanjut yang akan diumumkan.

Menteri Kesehatan Hugo de Jonge mengatakan langkah tersebut dapat mencakup tindakan "seperti lockdown", yang dapat diumumkan sebelum pembaruan terjadwal berikutnya pada 3 Desember, kata penyiar publik NOS.

Kasus virus corona mencapai 23.066 pada Senin (22/11/2021), angka harian tertinggi kedua di Belanda sejak awal pandemi Covid-19.

Pemerintah Belanda juga meluncurkan rancangan undang-undang untuk memperkenalkan "tindakan 2G," yang memungkinkan bar, kafe, acara, dan taman hiburan, untuk melarang orang yang belum divaksinasi Covid-19 .

Kemarahan atas rencana 2G telah menjadi kekuatan pendorong dalam kerusuhan demo aturan Covid-19 baru-baru ini di Belanda.

Baca juga: 5 Penyebab Lonjakan Covid-19 di Eropa, Bahaya Berpuas Diri Saat Vaksinasi Tinggi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com