Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Geopolitik di Perbatasan Belarus-Polandia, Orang-orang Tak Terima Dijadikan "Senjata"

Kompas.com - 15/11/2021, 09:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

“Bukan kemanusiaan yang dilakukan Eropa dan Belarusia dengan kami,” katanya.

"Saya tahu Belarus menggunakan kami (sebagai senjata), tetapi apa yang harus kami lakukan?" tuntutnya.

"Kami tidak menyukainya," katanya, menolak digambarkan sebagai "senjata" Belarus.

Baca juga: Inggris Kirim Pasukan Kecil di Perbatasan Polandia-Belarus

“Kami di sini untuk hidup, bukan untuk berkelahi,” katanya, menunjukkan jumlah anak kecil di sekitarnya di kamp darurat.

Situasi di sisi perbatasannya sangat menyedihkan. Dia mengirim foto anak-anak kecil dengan pesan minta bantuan tergambar dalam raut wajah mereka.

Tidak ada cukup kayu untuk membuat api, tidak ada cukup makanan untuk orang-orang, dan banyak yang sakit karena suhu yang dingin, kata Kochar.

“Kami hanya ingin hal buruk ini selesai,” tambah Kochar.

“Itu hal yang buruk, menggunakan orang dan melupakan kemanusiaan,” tandasnya tentang perang hibrida yang menggunakan para migran dan pengungsi sebagai "senjata".

“Saya ingin Eropa dan seluruh dunia tahu bahwa kami dalam bahaya. Kami akan segera mati di sini. Kami akan membeku," ucapnya.

“Belarus dan Polandia menggunakan kami seperti dalam perang. Kami menginginkan kehidupan yang baik. Kami adalah manusia," ujarnya.

"Saya tidak ingin mati di sini, saya memiliki banyak ambisi, saya pikir Eropa penuh dengan kemanusiaan, tetapi saya tidak melihat apa pun sampai sekarang. Tolong, tolong bantu kami,” pintanya.

Baca juga: Rangkuman Konflik Perbatasan Belarus-Polandia yang Memanas

Konflik geopolitik yang tak manusiawi

Maurice Stierl, dari jaringan aktivis Alarm Phone, mengatakan negara-negara Eropa belum menemukan cara lain untuk menangani masalah migrasi.

Ia melihat bahwa Uni Eropa mengganggap gelombang migran dan pengungsi di perbatasan Belarus-Polandia adalah "masalah politik raksasa".

Manurut Stierl, "Eropa memiliki sarana untuk menampung beberapa ribu orang dari hutan Belarusia.”

Stierl mengatakan tindakan pemerintah Belarus yang menjadikan para migran dan pengungsi sebagai senjata "jelas mengejutkan".

Namun jika berpaku pada pandangan mereka adalah "senjata" politik, maka mengesampingkan fakta bahwa "mereka adalah individu yang memiliki banyak alasan untuk berpindah".

Mereka "bukan hanya semacam pion yang digerakkan di papan catur oleh Lukashenko dan para pemimpin otoriter lainnya".

“Kita selalu terjebak dalam biner ini di mana mereka hanya dapat dipahami sebagai ancaman militer atau sebagai korban mutlak. Dan dalam banyak hal, kedua narasi tersebut sangat tidak manusiawi,” ungkapnya.

Baca juga: Bikin Khawatir, Rusia Kerahkan Ribuan Pasukannya ke Perbatasan dengan Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com