Namun Dewan Pengungsi mengatakan, orang-orang yang melarikan diri dari perang dan teror terpaksa untuk mengambil tindakan luar biasa dan tidak memiliki pilihan tentang bagaimana mereka mencari keselamatan.
Dewan Pengungsi menilai rencana pemerintah akan menciptakan sistem dua tingkat, di mana beberapa pengungsi akan dihukum secara tidak adil karena cara mereka mencapai Inggris.
Badan amal lainnya menyerukan kepada pemerintah untuk mengubah pendekatannya terhadap para migran.
Baca juga: Imbas Masalah Migran di Perbatasan Polandia-Belarus, Rusia Kirim Dua Pembom Nuklir
"Tidak ada yang mempertaruhkan nyawa mereka kecuali mereka benar-benar putus asa dan merasa tidak punya pilihan lain," kata Palang Merah Inggris.
Amnesty International mengatakan orang-orang melakukan perjalanan seperti itu "sebagian besar karena tidak ada rute aman dan legal yang terbuka untuk mereka".
Orang-orang yang melintasi Selat datang ke Inggris dari bagian termiskin dan paling kacau di dunia, seperti Yaman, Eritrea, Chad, Mesir, Sudan, dan Irak.
Di bawah hukum internasional, orang memiliki hak untuk mencari suaka di negara mana pun mereka tiba, dan tidak disebutkan harus mencari suaka di negara aman pertama.
Sangat sulit untuk mengajukan suaka ke Inggris kecuali sudah berada di negara tersebut.
Pada 2019, ada 35.737 permohonan suaka, yang turun menjadi 29.815 pada 2020. Angka untuk paruh pertama 2021 menunjukkan 14.670 permohonan suaka.
Baca juga: Situasi Terkait Migran Makin Panas, Presiden Belarus Hina Polandia dan Uni Eropa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.