Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Masalah Migran di Perbatasan Polandia-Belarus, Rusia Kirim Dua Pembom Nuklir

Kompas.com - 11/11/2021, 17:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Mirror

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengirim dua pembom nuklir untuk berpatroli di wilayah udara Belarusia, sebagai bentuk dukungan bagi sekutu dekatnya.

Sebelumnya, Uni Eropa (UE) menuduh Minsk mendorong migran melintasi perbatasan ke Polandia dalam "serangan hibrida" dengan "mempersenjatai migran".

Baca juga: Situasi Terkait Migran Makin Panas, Presiden Belarus Hina Polandia dan Uni Eropa

Dalam langkah yang langka dan berani, Moskwa mengerahkan dua pesawat pengebom Tupolev Tu-22M3 berkemampuan nuklir di atas wilayah udara Belarusia, sebagai bentuk dukungan tak tergoyahkan bagi sekutu dekatnya.

Sementara itu Polandia melakukan pertemuan tertutup dengan para pendukung NATO-nya, di mana aliansi tersebut menjanjikan dukungan mereka, kata seorang pejabat melansir Mirror pada Rabu (10/11/2021).

Warsawa mengatakan imigran dari Timur Tengah, Afghanistan dan Afrika yang sebelumnya terjebak di Belarusia, adalah bagian dari 2.000 orang yang melakukan berbagai upaya untuk memaksa masuk ke Polandia semalam.

Sebagai tanggapan, Polandia mengumumkan telah memperkuat perbatasannya dengan penjaga tambahan.

Uni Eropa menuduh Minsk mendorong migran dari negara-negara yang dilanda perang dan miskin, ke Polandia sebagai upaya menabur bentrokan kekerasan di sisi timur blok itu.

Baca juga: Terjebak di Hutan yang Kejam, Migran Lebanon Menyesal Menyeberang ke Eropa Lewat Belarus

Gambar yang dirilis Kementerian Pertahanan Polandia dari udara menunjukkan rombongan besar migran dan personel keamanan berkumpul di perbatasan Kuznica, Polandia, pada Senin 8 November 2021. Polandia meningkatkan keamanan di perbatasannya dengan Belarus setelah serombongan besar migran muncul di titik perlintasan.Polish Defense Ministry via AP Gambar yang dirilis Kementerian Pertahanan Polandia dari udara menunjukkan rombongan besar migran dan personel keamanan berkumpul di perbatasan Kuznica, Polandia, pada Senin 8 November 2021. Polandia meningkatkan keamanan di perbatasannya dengan Belarus setelah serombongan besar migran muncul di titik perlintasan.

Kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet meminta negara-negara bagian untuk mengurangi dan menyelesaikan krisis yang "tidak dapat ditoleransi".

"Ratusan pria, wanita, dan anak-anak ini tidak boleh dipaksa untuk menghabiskan satu malam lagi dalam cuaca dingin tanpa tempat berlindung, makanan, air, dan perawatan medis yang memadai," katanya.

"Kami menghadapi serangan hibrida brutal di perbatasan UE kami. Belarus mempersenjatai migran yang menderita dengan cara yang rendah dan mengejutkan," kata Presiden Dewan UE Charles Michel.

Blok 27 negara Eropa itu sepakat bahwa krisis perbatasan Polandia Belarus saat ini memberi mereka alasan hukum untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut, yang bisa datang paling cepat minggu depan.

UE menargetkan sekitar 30 individu dan entitas termasuk menteri luar negeri Belarus dan maskapai penerbangan nasional.

"Paling cepat pada awal minggu depan akan ada perluasan sanksi terhadap Belarus," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada wartawan setelah pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Washington.

"Kami akan melihat kemungkinan memberikan sanksi kepada maskapai yang memfasilitasi perdagangan manusia menuju Minsk dan kemudian perbatasan UE-Belarus," tambahnya.

Baca juga: Polandia Sebut Putin Dalang Gelombang Migran Telantar di Perbatasan Belarusia

Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Uni Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com