MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengirim dua pembom nuklir untuk berpatroli di wilayah udara Belarusia, sebagai bentuk dukungan bagi sekutu dekatnya.
Sebelumnya, Uni Eropa (UE) menuduh Minsk mendorong migran melintasi perbatasan ke Polandia dalam "serangan hibrida" dengan "mempersenjatai migran".
Baca juga: Situasi Terkait Migran Makin Panas, Presiden Belarus Hina Polandia dan Uni Eropa
Dalam langkah yang langka dan berani, Moskwa mengerahkan dua pesawat pengebom Tupolev Tu-22M3 berkemampuan nuklir di atas wilayah udara Belarusia, sebagai bentuk dukungan tak tergoyahkan bagi sekutu dekatnya.
Sementara itu Polandia melakukan pertemuan tertutup dengan para pendukung NATO-nya, di mana aliansi tersebut menjanjikan dukungan mereka, kata seorang pejabat melansir Mirror pada Rabu (10/11/2021).
Warsawa mengatakan imigran dari Timur Tengah, Afghanistan dan Afrika yang sebelumnya terjebak di Belarusia, adalah bagian dari 2.000 orang yang melakukan berbagai upaya untuk memaksa masuk ke Polandia semalam.
Sebagai tanggapan, Polandia mengumumkan telah memperkuat perbatasannya dengan penjaga tambahan.
Uni Eropa menuduh Minsk mendorong migran dari negara-negara yang dilanda perang dan miskin, ke Polandia sebagai upaya menabur bentrokan kekerasan di sisi timur blok itu.
Baca juga: Terjebak di Hutan yang Kejam, Migran Lebanon Menyesal Menyeberang ke Eropa Lewat Belarus
Kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet meminta negara-negara bagian untuk mengurangi dan menyelesaikan krisis yang "tidak dapat ditoleransi".
"Ratusan pria, wanita, dan anak-anak ini tidak boleh dipaksa untuk menghabiskan satu malam lagi dalam cuaca dingin tanpa tempat berlindung, makanan, air, dan perawatan medis yang memadai," katanya.
"Kami menghadapi serangan hibrida brutal di perbatasan UE kami. Belarus mempersenjatai migran yang menderita dengan cara yang rendah dan mengejutkan," kata Presiden Dewan UE Charles Michel.
Blok 27 negara Eropa itu sepakat bahwa krisis perbatasan Polandia Belarus saat ini memberi mereka alasan hukum untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut, yang bisa datang paling cepat minggu depan.
UE menargetkan sekitar 30 individu dan entitas termasuk menteri luar negeri Belarus dan maskapai penerbangan nasional.
"Paling cepat pada awal minggu depan akan ada perluasan sanksi terhadap Belarus," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada wartawan setelah pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Washington.
"Kami akan melihat kemungkinan memberikan sanksi kepada maskapai yang memfasilitasi perdagangan manusia menuju Minsk dan kemudian perbatasan UE-Belarus," tambahnya.
Baca juga: Polandia Sebut Putin Dalang Gelombang Migran Telantar di Perbatasan Belarusia
Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Uni Eropa.