Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Tak Percaya Australia dalam Dagang Usai Batalnya Kontrak Kapal Selam

Kompas.com - 18/09/2021, 16:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Perancis pada Jumat (17/9/2021) mengatakan, pihaknya tidak dapat mempercayai Australia dalam pembicaraan dagang yang sedang berlangsung, akibat batalnya kontrak kerja sama kapal selam.

Australia awalnya menggandeng Perancis untuk membuat kapal selam, tetapi kemudian beralih ke Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Perancis, yang menyebut keputusan Australia sebagai "tikaman dari belakang", tampak mengeluarkan ancaman yang dapat mempngaruhi pembicaraan perdagangan luas.

Baca juga: Batal Gandeng Perancis, Australia Bikin Kapal Selam Nuklir dengan AS dan Inggris

"Kami sedang melakukan negosiasi perdagangan dengan Australia," kata Menteri Urusan Eropa Clement Beaune kepada saluran berita France 24.

"Saya tidak melihat bagaimana kami bisa memercayai mitra Australia kita," lanjutnya dikutip dari AFP.

Komisi Eropa, yang merundingkan kesepakatan perdagangan atas nama pemerintahan anggotanya dan Australia pada musim semi ini, menyelesaikan negosiasi perdagangan putaran ke-11 yang dimulai pada 2018.

Putaran pembicaraan berikutnya, yang mencakup bidang-bidang termasuk perdagangan, jasa, investasi, dan hak kekayaan intelektual, dijadwalkan pada musim gugur 2021.

Uni Eropa adalah mitra dagang terbesar ketiga Australia, dengan barang perdagangan tahun 2020 senilai 36 miliar euro (Rp 602,4 triliun) dan 26 miliar euro (Rp 435 triliun) dalam jasa.

Naval Group Perancis, yang sebagian dimiliki oleh negara, awalnya dipilih Australia untuk membangun 12 kapal selam bertenaga konvensional, berdasarkan kapal selam bertenaga nuklir Barracuda Perancis yang dalam pengembangan.

Kontrak tersebut bernilai sekitar 50 miliar dollar Australia (Rp 519 triliun) saat diumumkan pada 2016.

Namun, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Australia serta Inggris pada Rabu (15/9/2021) mengumumkan pakta pertahanan baru.

Kerja sama ini menyediakan armada kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia, hak istimewa yang sampai saat ini hanya dimiliki oleh Washington untuk Inggris.

Baca juga: Kapal Selam Bertenaga Nuklir Jadi Prioritas Tangkal China di Indo-Pasifik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Global
Serang Israel, Hezbollah Gunakan Senjata Baru Ini

Serang Israel, Hezbollah Gunakan Senjata Baru Ini

Global
Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Global
Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com