Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Selam Bertenaga Nuklir Jadi Prioritas Tangkal China di Indo-Pasifik

Kompas.com - 17/09/2021, 14:24 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pada Rabu (15/9/2021), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyepakati pakta pertahanan terbaru, yang dinamai Aukus.

Sebagai langkah awal, kerja sama ini berfokus pada pembangunan kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia. Itu artinya Australia akan menjadi negara ketujuh di dunia yang mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir.

Adapun teknologi pembuatan kapal selam bertenaga nuklir akan diberikan AS, yang sebelumnya hanya pernah membagi teknologi semacam itu kepada Inggris.

Baca juga: AS dan Inggris Bantu Australia Buat Kapal Selam Nuklir, China Kecewa

Teknologi tersebut bakal memungkinkan Australia untuk memiliki kapal selam yang lebih cepat melaju dan lebih sulit dideteksi ketimbang armada kapal selam konvensional.

Kapal selam bertenaga nuklir dapat menyelam selama berbulan-bulan dan bisa menembakkan rudal lebih jauh—meski Australia menegaskan tidak berniat memasang hulu ledak nuklir.

Hal ini, menurut sejumlah analis, boleh jadi merupakan pakta pertahanan paling signifikan yang dibuat ketiga negara tersebut sejak Perang Dunia II.

Baca juga: Bantu Australia Bangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir, AS: Tak Cari Konflik dengan China

"Ini benar-benar menunjukkan bahwa ketiga negara itu telah menarik garis dan menangkal langkah agresif (China)," kata Guy Boekenstein dari lembaga kajian Asia Society Australia.

Kesepakatan tersebut tidak secara gamblang menyebut kekuatan dan kehadiran militer China di kawasan Indo-Pasifik, namun ketiga pemimpin itu berulang kali merujuk kerisauan pada keamanan kawasan yang mereka katakan "berkembang secara signifikan".

"Ini adalah peluang bersejarah bagi ketiga negara, dengan sekutu dan mitra yang berpikiran serupa, untuk melindungi nilai-nilai bersama serta mempromosikan keamanan dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik," sebut pernyataan bersama AS, Inggris, dan Australia.

Baca juga: Batal Gandeng Perancis, Australia Bikin Kapal Selam Nuklir dengan AS dan Inggris

Kapal selam kuncinya

Pakta Aukus menyetujui saling berbagi informasi dan teknologi antar-ketiga negara di sejumlah bidang, termasuk intelijen, teknologi kuantum, dan pembelian rudal jelajah.

Di antara bidang-bidang itu, pembuatan kapal selam adalah kuncinya. Kapal-kapal selam itu akan dibuat di Adelaide, Australia Selatan, yang melibatkan AS dan Inggris dalam penyediaan konsultasi pada teknologi produksi.

"Kapal selam bertenaga nuklir punya kemampuan pertahanan luar biasa sehingga bakal ada sejumlah konsekuensinya bagi kawasan (Indo-Pasifik)," papar Michael Shoebridge, selaku Direktur Pertahanan, Strategi, dan Keamanan Nasional dari lembaga Australian Strategic Policy Institute.

"Hanya ada enam negara di dunia yang punya kapal selam bertenaga nuklir. Kapal-kapal itu memiliki kemampuan penggentar teramat kuat walau tanpa senjata nuklir," sambung Shoebridge.

Kapal selam bertenaga nuklir melaju jauh lebih senyap ketimbang kapal selam konvensional serta lebih sulit dideteksi.

Baca juga: Kapal Selam Nuklir Baru Australia Akan Dilarang Masuk Perairan Selandia Baru

Sedikitnya akan ada delapan kapal selam bertenaga nuklir yang dibuat, meskipun belum jelas kapan bisa dikerahkan untuk bertugas. Prosesnya akan memakan waktu lebih lama karena kurangnya infrastruktur nuklir di Australia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com