China mengkritik Pakta Aukus yang disebutnya sangat tidak bertanggung jawab dan berpikiran sempit.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan aliansi itu berisiko sangat merusak perdamaian kawasan dan mengintensifkan perlombaan senjata.
Dia menyebut pakta itu sebagai mentalitas Perang Dingin yang sudah tak berlaku. Dia juga memperingatkan bahwa AS, Inggris, dan Australia mencederai kepentingan mereka sendiri.
Baca juga: Korea Selatan Sukses Luncurkan Rudal Balistik Kapal Selam Buatan Sendiri
Analis Alexander Neill menyoroti motivasi China dalam mendirikan pulau-pulau buatan yang menampung sejumlah pangkalan militer di Laut Cina Selatan.
Padahal, beberapa tahun lalu, pulau-pulau itu tak lebih dari lahan berpasir dan terumbu yang tampak ketika air laut surut.
Neill menilai elemen krusial bagi motivasi China untuk mendirikan pulau-pulau buatan terletak di bawah permukaan laut.
Pulau-pulau itu dapat menjadi basis bagi kapal-kapal selam China untuk berpatroli di Laut China Selatan hingga Samudera Pasifik tanpa terdeteksi.
Baca juga: Mengapa Kapal Selam Berwarna Hitam atau Abu-abu?
Di perairan yang tercakup dalam wilayah yang diklaim China di Laut China Selatan, landas kontinennya mencapai kedalaman 4.000 meter, cocok bagi persembunyian kapal selam.
Seperti era Perang Dingin, tatkala AS dan para sekutunya menciptakan jaringan peralatan "menguping di dasar laut", yang terbenam di seluruh Asia untuk mendengarkan pergerakan kapal selam Rusia, China kini siap mengoperasikan jaringan serupa di Laut Cina Selatan.
Pencitraan satelit mengindikasikan pulau-pulau buatan China penuh dengan berbagai sensor canggih, termasuk perlengkapan radar dan stasiun komunikasi yang terhubung satelit.
Segenap perlengkapan itu menambah kewaspadaan Angkatan Laut China di atas dan di bawah permukaan Laut China Selatan.
Teknologi semacam itu amat mungkin menjadi mata dan telinga bagi kekuatan kapal selam pengangkut rudal balistik China, tidak hanya untuk menghindari deteksi tapi juga menyasar musuh.
Baca juga: Rusia Uji Coba Kapal Selam Terbesar di Dunia dalam 30 Tahun Terakhir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.