Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Haiti Memburuk, Perdana Menteri Pecat Jaksa yang Menuduhnya Terlibat Pembunuhan Presiden

Kompas.com - 15/09/2021, 17:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

Ketidakpastian hukum

Beberapa ahli hukum menyatakan kekhawatirannya atas permintaan Claude agar Henry diinterogasi dan didakwa, melihat langkahnya sebagai penghalang independensi peradilan.

Beberapa di kalangan pemerintah juga telah menyerukan dalam beberapa hari terakhir agar perdana menteri mengundurkan diri atas tuduhan tersebut.

"Ini adalah tindakan yang aneh dan politis," kata Samuel Madistin, seorang pengacara untuk organisasi hak asasi manusia, kepada kantor berita AFP.

Dekade ketidakstabilan politik, serta bencana alam, telah mengganggu perkembangan Haiti.

Ekonominya yang bergantung pada bantuan adalah yang termiskin di Amerika. Lebih dari sepertiga warga Haiti menghadapi kerawanan pangan akut. Sementara sejumlah gangster mengubah sebagian besar ibu kota menjadi daerah terlarang.

Sejauh ini, 44 orang – termasuk 18 warga Kolombia dan dua warga Amerika keturunan Haiti – ditangkap sehubungan dengan penyelidikan pembunuhan tersebut.

Tidak ada penjaga keamanan presiden yang terluka dalam serangan itu.

“Ini adalah keadaan yang sangat berbelit-belit,” kata Michael Diebert, seorang jurnalis dan penulis yang telah meliput Haiti selama lebih dari 20 tahun kepada Al Jazeera. 

Baca juga: Mantan Ibu Negara Haiti Curiga Pengusaha Kuat di Negaranya Terlibat Pembunuhan Presiden

Ada banyak keraguan di antara orang-orang di Haiti tentang apakah penyelidikan ini akan dibiarkan berjalan.

Sebagian besar orang yang telah ditangkap sejauh ini, saya tidak berpikir ada orang yang secara serius berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang mendanai atau perencana intelektual sebenarnya dari kejahatan ini.”

Henry pada Sabtu (11/9/2021) mengkritik permintaan sebelumnya agar dia diinterogasi, dengan mengatakan: “Taktik pengalihan ini, yang dirancang untuk menciptakan kebingungan dan mencegah keadilan berjalan dengan tenang, tidak akan bertahan.”

“Mereka yang benar-benar bersalah, dalang pembunuhan Presiden Jovenel Moise dan mereka yang memerintahkannya, akan ditemukan, dibawa ke pengadilan dan dihukum atas tindakan mereka.”

Pada hari yang sama, perdana menteri mengumumkan kekuatan politik utama Haiti mencapai kesepakatan, untuk membentuk pemerintahan transisi sampai diadakannya pemilihan presiden dan referendum, tentang apakah akan mengadopsi konstitusi baru tahun depan.

Kesepakatan tersebut membentuk Dewan Menteri di bawah kepemimpinan Henry.

Baca juga: Sebulan Kasus Pembunuhan Presiden Haiti, Banyak Pertanyaan Belum Menukan Jawaban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com