Biden sadar tidak akan bisa menghindar dari kemarahan dan kengerian di dalam negeri atas kematian para tentara, atau dampak politik.
Baca juga: UPDATE Korban Bom Afghanistan: 90 Warga Sipil Tewas, 13 Tentara AS Meninggal
"Joe Biden berlumuran darah," kata anggota Kongres dari Partai Republik, Elise Stefanik, dikutip dari AFP.
"Keamanan nasional yang mengerikan dan bencana kemanusiaan ini semata-mata akibat dari kepemimpinan Joe Biden yang lemah dan tidak kompeten. Dia tidak layak menjadi panglima tertinggi."
Senator Republik Marsha Blackburn lalu berkicau di Twitter, bahwa Biden dan semua staf keamanan nasionalnya harus mengundurkan diri atau menghadapi pemakzulan dan pemecatan dari jabatannya.
Joe Biden, Kamala Harris, Antony Blinken, Lloyd Austin and General Milley should all resign or face impeachment and removal from office.
— Sen. Marsha Blackburn (@MarshaBlackburn) August 26, 2021
Kemarahan Partai Republik sudah bisa diprediksi, tetapi kerusakan yang lebih luas yang tercermin dalam jajak pendapat akan lebih mengkhawatirkan bagi Biden.
Jajak pendapat USA Today/Suffolk University minggu ini menemukan sangat banyak orang Amerika percaya bahwa perang Afghanistan tidak layak untuk diperjuangkan.
Survei tersebut juga menemukan persetujuan keseluruhan untuk Biden hanya 41 persen, dengan 55 persen tidak setuju.
"Saya tidak tahu apakah Biden akan hancur secara permanen," kata Mark Rom, profesor pemerintahan di Universitas Georgetown, kepada AFP.
"Tapi Partai Republik akan melakukan segala daya mereka untuk melihat bahwa dia hancur."
Charles Franklin, direktur Jajak Pendapat Marquette Law School, berkata mengingat perang Afghanistan yang tidak populer, Biden mungkin masih bisa keluar dari bencana.
"Pertanyaan politik, setelah kita benar-benar menarik pasukan, adalah apakah mayoritas akan senang kami tidak ada lagi. Jika demikian, maka masalah itu kemungkinan akan memudar," terangnya.
Baca juga: Disebut Biden Sebagai Musuh Besar Taliban, Apa Itu ISIS-K?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.