Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Bom di Kabul Afghanistan, Biden Makin Terpojok

Kompas.com - 27/08/2021, 10:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Biden sadar tidak akan bisa menghindar dari kemarahan dan kengerian di dalam negeri atas kematian para tentara, atau dampak politik.

Baca juga: UPDATE Korban Bom Afghanistan: 90 Warga Sipil Tewas, 13 Tentara AS Meninggal

"Joe Biden berlumuran darah," kata anggota Kongres dari Partai Republik, Elise Stefanik, dikutip dari AFP.

"Keamanan nasional yang mengerikan dan bencana kemanusiaan ini semata-mata akibat dari kepemimpinan Joe Biden yang lemah dan tidak kompeten. Dia tidak layak menjadi panglima tertinggi."

Senator Republik Marsha Blackburn lalu berkicau di Twitter, bahwa Biden dan semua staf keamanan nasionalnya harus mengundurkan diri atau menghadapi pemakzulan dan pemecatan dari jabatannya.

Kemarahan Partai Republik sudah bisa diprediksi, tetapi kerusakan yang lebih luas yang tercermin dalam jajak pendapat akan lebih mengkhawatirkan bagi Biden.

Jajak pendapat USA Today/Suffolk University minggu ini menemukan sangat banyak orang Amerika percaya bahwa perang Afghanistan tidak layak untuk diperjuangkan.

Survei tersebut juga menemukan persetujuan keseluruhan untuk Biden hanya 41 persen, dengan 55 persen tidak setuju.

"Saya tidak tahu apakah Biden akan hancur secara permanen," kata Mark Rom, profesor pemerintahan di Universitas Georgetown, kepada AFP.

"Tapi Partai Republik akan melakukan segala daya mereka untuk melihat bahwa dia hancur."

Charles Franklin, direktur Jajak Pendapat Marquette Law School, berkata mengingat perang Afghanistan yang tidak populer, Biden mungkin masih bisa keluar dari bencana.

"Pertanyaan politik, setelah kita benar-benar menarik pasukan, adalah apakah mayoritas akan senang kami tidak ada lagi. Jika demikian, maka masalah itu kemungkinan akan memudar," terangnya.

Baca juga: Disebut Biden Sebagai Musuh Besar Taliban, Apa Itu ISIS-K?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com