Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Soal Taliban, Joe Biden: Aku Tak Percaya Siapa Pun

Kompas.com - 23/08/2021, 11:34 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber NDTV

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Setelah menduduki Kabul, Taliban sedang mencari legitimasi internasional dan telah mengobral janji-janji.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan pihaknya masih menakar apakah kelompok tersebut benar-benar serius atau tidak.

Saat ditanya apakah dia mempercayai Taliban, Biden menjawab bahwa dia tidak mempercayai siapa pun sebagaimana dilansir NDTV, Minggu (22/8/2021).

Baca juga: Salah Satu Teroris Paling Diburu AS Muncul Bersama Taliban di Kabul

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Biden menuturkan bahwa jika Taliban ingin menyejahterakan rakyat Afghanistan, mereka membutuhkan bantuan tambahan seperti bantuan ekonomi, perdagangan, dan berbagai macam hal.

“Aku tidak percaya siapa pun. Taliban harus membuat keputusan mendasar. Apakah Taliban berusaha untuk dapat bersatu dan memberikan kesejahteraan bagi rakyat Afghanistan, yang tidak pernah dilakukan oleh satu kelompok pun selama 100 tahun,” kata Biden.

“Jika ya, itu akan membutuhkan bantuan tambahan dalam hal bantuan ekonomi, perdagangan, dan berbagai macam hal," sambung Biden.

Dia menambahkan, Washington akan mencermati apakah Taliban benar-benar serius atau tidak.

Baca juga: Ratusan Personel Militan Taliban Bergerak Menuju Lembah Panjshir, Niat Merebutnya

“Mereka mencari legitimasi untuk menentukan apakah mereka akan diakui atau tidak oleh negara lain,” ujar Biden.

Biden menuturkan, Taliban berkata kepada negara-negara lain, termasuk AS, untuk tidak memindahkan misi diplomatiknya dari Afghanistan.

“Kehadiran sepenuhnya. Semua pembicaraan ini sekarang, sejauh ini Taliban belum mengambil tindakan terhadap pasukan AS,” tambah Biden.

Pernyataan itu disampaikan Biden ketika banyak negara terus mengevakuasi warganya dari Afghanistan melalui bandara Kabul, yang berada di bawah kendali pasukan AS.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Runtuhnya Pemerintah Afghanistan | Janji Taliban dalam Konpers Pertamanya

Evakuasi dilakukan karena situasi keamanan yang memburuk di Afghanistan menyusul pengambilalihan oleh Taliban dan runtuhnya pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.

Militer AS telah menarik sekitar 25.000 personelnya dari Afghanistan sejak 14 Agustus dan sekitar 30.000 personel sejak akhir Juli.

Biden mengatakan, dia sedang berdiskusi dengan pejabat militernya mengenai perpanjangan misi evakuasi di Afghanistan di mana tenggatnya adalah 31 Agustus.

Biden juga menginformasikan bahwa AS telah memperluas zona pengamanan di sekitar bandara Kabul.

“Kami telah melakukan sejumlah perubahan, termasuk memperluas akses di sekitar bandara dan zona aman,” ujar Biden.

Baca juga: PM Inggris Mau Bekerja Sama dengan Taliban Jika Diperlukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com