Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Perintahkan Pesawat Sipil untuk Bantu Evakuasi di Afghanistan

Kompas.com - 23/08/2021, 09:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS memerintahkan pesawat dan maskapai sipil untuk membantu proses evakuasi dari Afghanistan setelah Taliban berkuasa.

Dalam pernyataan Pentagon, 18 pesawat kan dikerahkan untuk membantu memindahkan mereka yang ingin mengungsi ke negara ketiga.

Sejak pemberontak menancapkan kukunya pada 15 Agustus 2021, ribuan warga Afghanistan membanjiri bandara Kabul.

Baca juga: Wanita Afghanistan Melahirkan saat Penerbangan Evakuasi

Presiden Joe Bidan mengeklaim AS sudah mengevakuasi sekitar 28.000 orang dalam rentang waktu sepekan terakhir.

"Tidak mungkin mengevakuasi begitu banyak orang tanpa kedukaan dan gambar yang Anda saksikan," kata dia di Gedung Putih.

Pejabat NATO kepada Reuters mengungkapkan, setidaknya 20 orang tewas akibat berdesak-desakan di bandara Kabul.

Dilansir BBC, situasi di bandar udara pada Minggu (22/8/2021) relatif lebih tenang dibandingkan hari sebelumnya.

Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan, Taliban mengatur antrean orang-orang di Bandara Hamid Karzai.

Keberadaan pemberontak membuat proses untuk memindahkan mereka yang ingin pergi dari Afghanistan kini lebih cepat.

Baca juga: Ratusan Militan Taliban Bergerak Menuju Lembah Panjshir Niat Merebutnya

Inggris sendiri menyatakan menerjunkan 1.000 tentara di Kabul, dan telah mengevakuasi 5.725 orang sejak 13 Agustus 2021.

Memobilisasi maskapai sipil

Pada Minggu, Kementerian Pertahanan AS (DoD) mengumumkan mobilisasi Armada Udara Sipil Cadangan (CRAF) untuk membantu evakuasi.

Pengaktifan aturan ini membuat Washington bisa mengerahkan pesawat dan maskapai komersial untuk menyelamatkan orang-orang.

Kali terakhir aturan ini diterapkan adalah saat invasi AS ke Irak pada 2003, dan Perang Teluk 1990-1991.

Berdasarkan keterangan Pentagon, empat dari 18 pesawat yang dikerahkan berasal dari maskapai United Airlines.

Baca juga: Taktik Perang Mao Zedong Disebut Jadi Inspirasi Taliban Menguasai Afghanistan

Kemudian tiga masing-masing dari, American Airlines, Atlas Air, Delta Air Lines dan Omni Air. Dua sisanya dari Hawaiian Airlines.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com