Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Bom di Kabul, Ahli Khawatir Afghanistan Jadi Tanah Subur untuk Terorisme

Kompas.com - 27/08/2021, 09:52 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KABUL, KOMPAS.com – Setelah Taliban mengambil alih Kabul, sejumlah ahli kontraterorisme khawatir Afghanistan menjadi tanah yang subur bagi perkembangan kelompok teroris, terutama Al Qaeda dan ISIS.

Pada Kamis (26/8/2021), dua bom bunuh diri mengguncang di dekat bandara Kabul saat proses evakuasi masih berlangsung.

Sedikitnya 90 warga sipil tewas dan 13 tentara AS meninggal akibat ledakan bom bunuh diri tersebut.

Baca juga: Disebut Biden Sebagai Musuh Besar Taliban, Apa Itu ISIS-K?

Sebelumnya, negara-negara Barat telah memperingatkan adanya potensi ancaman dari ISIS di sekitar bandara Kabul.

Akhirnya, ISIS-K (Khorasan), kelompok yang berafiliasi dengan ISIS di Afghanistan, mengeklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut sebagaimana dilansir Reuters.

Sejumlah pakar kontraterorisme mengatakan, baik ISIS maupun Al Qaeda tetap menjadi ancaman di negara tersebut meski jumlah mereka semakin menyusut.

Melansir The New York Times, kedua kelompok tersebut tidak akur dan merupakan saingan berat. Al Qaeda dan ISIS juga beroperasi dengan cara yang berbeda.

Baca juga: Bom Kabul Afghanistan Terbaru Diklaim ISIS-K, Ini Kata Mereka

Al Qaeda telah bertransformasi secara substansial sejak Osama bin Laden mengawasi organisasi tersebut dan merencanakan serangan 11 September 2001 di AS.

Beberapa tahun setelah itu, kedudukan kepemimpinan terpusatnya di mata cabang-cabang Al Qaeda telah menurun.

Sementara kelompok-kelompok milisi lokal di Suriah, Irak, Afrika Barat, dan sebagian Asia telah beradaptasi.

Bahkan terkadang, mereka rela membuang ideologi Al Qaeda untuk mengejar tujuan-tujuan lokal. Hingga akhirnya, Osama bin Laden dilaporkan terbunuh setelah diserang pasukan AS.

Baca juga: ISIS-K Dalang di Balik Bom Bunuh Diri Kabul Afghanistan, Joe Biden Bersumpah Memburu

Setelah itu, ada faksi besar yang membelot dari Al Qaeda dan mendirikan ISIS. Kelompok ini kemudian mempertahankan kepemimpinan yang lebih terpusat.

Cabang-cabang ISIS tidak hanya mempertahankan ideologi organisasi aslinya, tetapi juga memiliki hubungan operasional yang kuat.

Bendera ISISReuters via Arabnews Bendera ISIS

Salah satu penulis buku tentang ISIS dan pemimpin redaksi majalah Newlines, Hassan Hassan, mengatakan bahwa hal itu memungkinkan ISIS untuk mempertahankan persatuan dengan cara yang tidak dimiliki Al Qaeda.

Hassan membandingkan Al Qaeda dan ISIS semacam “waralaba”.

Baca juga: Ancaman ISIS Mengintai Upaya Evakuasi dari Bandara Kabul

Halaman:

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Global
Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Global
Hindari 'Government Shutdown', Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Hindari "Government Shutdown", Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Global
Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Global
Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Global
AS Hindari 'Government Shutdown', Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

AS Hindari "Government Shutdown", Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

Global
Mengenal Apa Itu 'Government Shutdown' dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Mengenal Apa Itu "Government Shutdown" dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Global
Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Banjir di New York | Krisis Properti China Berlanjut

Global
Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Kisah Perang Dunia II: Serdadu Australia Mengebom Kapal Jepang di Singapura

Global
Di Balik Batalnya 'Government Shutdown' di AS...

Di Balik Batalnya "Government Shutdown" di AS...

Global
Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya 'Government Shutdown'

Ukraina Upayakan Bantuan AS Tetap Mengalir Usai Batalnya "Government Shutdown"

Global
Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Ponselnya Ketinggalan, 2 Pencuri Ini Balik ke Toko lalu Ditangkap Polisi

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Drone Ukraina Serang Belgorod, Bryansk, Smolensk, dan Krasnodar di Rusia

Global
Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turkiye, 2 Polisi Luka-luka

Ledakan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turkiye, 2 Polisi Luka-luka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com