KOMPAS.com - Perjalanan Afghanistan sebagai sebuah negara merdeka penuh lika-liku.
Dijajah Inggris sejak abad 19, membuat negara yang saat ini dikuasai Taliban ini berjuang dengan keras.
Afghanistan akhirnya merdeka dari Inggris pada 19 Agustus 1919.
Baca juga: Kemelut Berkelanjutan Afghanistan
Dilansir Wikipedia, sebelumnya pada abad ke-19, Inggris berusaha melindungi India dari Rusia. Caranya dengan mendekati Afghanistan.
Tapi, Inggris kemudian berusaha menguasai Afghanistan.
Perang besar pun terjadi hingga tiga kali demi menjadikan Afghanistan negeri yang merdeka, yakni pada 1834-1842, 1878-1880, dan 1919.
Pada perang ketiga, Afghanistan pun berhasil memenangkannya.
Menjadikannya negara independen, yang dipimpin Amir Amanullah Khan, menyusul kampanye reformasi sosioekonominya.
Amanullah menyatakan Afghanistan sebagai sebuah monarki dan mengklaim dirinya sebagai raja.
Baca juga: Ashraf Ghani Bantah Kabur dari Afghanistan Bawa Segudang Uang
Sebelum dijajah, pada abad ke-19, Inggris dan Rusia memang bersaing memperebutkan wilayah Asia Tengah.
Keduanya mendekati Amir Afghanistan saat itu, Dos Mohammad Khan, untuk membentuk aliansi.
Tapi, Inggris lantas menyerang Afghanistan karena menganggap pemimpinnya memusuhi Inggris dan tidak bisa menahan penetrasi Rusia.
Berbagai perlawanan pun digelontorkan rakyat Afghanistan, hingga meletusnya perang ketiga.
Inggris yang sedang kelimpungan karena kelelahan akibat Perang Dunia II, dengan mudah dikalahkan.
Baca juga: Usai Duduki Kabul, Taliban Temui Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai
Perjanjian perdamaian pun ditandatangani di Rawapindi pada 8 Agustus 1919. Afghanistan pun bisa melakukan urusan luar negerinya sendiri.
Amanullah lantas menyatakan tanggal 19 Agustus jadi hari kemerdekaan Afghanistan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.