SAYA belum sempat ke Afghanistan sebab undangan dari Dubes Afghanistan untuk berkunjung ke Afghanistan kandas akibat saya terkena serangan jantung plus batu empedu harus dibuang kemudian disusul pagebluk Corona. Kini Afghanistan ganti pimpinan tanpa lewat pemilu.
Namun dari kejauhan saya mengagumi Afghanistan dari masukan info tangan pertama tokoh jurnalis Teguh Santosa yang pernah meliput Afghanistan kemudian menulis buku berjudul Di Tepi Amu Darya.
Saya mengagumi bangsa Afghanistan juga dari apa yang saya lihat pada kenyataan budi pekerti keluarga besar Shah dengan kakek-moyang berasal dari Afghanistan yang kini menjadi para warga terhormat kota Medan.
Dari lembaran sejarah dunia versi Barat, saya memetik kesimpulan bahwa bangsa Afghanistan mirip Aceh sebagai bangsa yang memiliki semangat kebanggaan nasional sangat tinggi maka tidak pernah mau tunduk kepada bangsa asing. Afghanistan is a proud nation.
Namun di sisi lain Afghanistan senasib dengan Polandia secara geografis mau pun geopolitik terletak pada kawasan persimpangan jalan negara-negara tetangga mau pun negara-negara adhi kuasa sehingga Afghanistan senantiasa menjadi gelanggang pertarungan antar-para negara dengan masing-masing kepentingan beda satu dengan lain-lainnya
Akibat tidak tahu mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi maka saya mencoba tidak sembrono memberikan penilaian apalagi penghakiman terhadap apa yang sedang terjadi setelah kaum Taliban mengambil alih tampuk kekuasaan pemerintahan Afghanistan.
Memang terberitakan bahwa presiden Afghanistan telah terbang meninggalkan Kabul namun juga terberitakan bahwa Wakil Presiden Afghanistan masih tetap berada di Kabul untuk bekerjasama dengan kaum Taliban menatalaksana pemerintahan Afghanistan.
Memang terviralkan foto betapa banyak warga Afghanistan berebut tempat di dalam pesawat terbang untuk terbang ke luar negeri namun tidak diberitakan berapa banyak warga yang tetap memilih untuk tetap tinggal di Afghanistan.
Adegan warga berebut meninggalkan Afghanistan menyusul tentara Smerika Serikat meninggalkan Afghanistan pada hakikatnya mirip adegan warga Saigon berebut menunggalkan Vetnam menyusul tentara Amerika Serikat meninggalkan Vietnam.
Memang harus diakui bahwa pemberitaan dikuasi oleh kantor berita sekutu Amerika Setikat didukung film-film produksi Holywood.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.