Ikatan keluarga yang dekat juga menimbulkan kesediaan untuk divaksinasi di Spanyol.
Di sana 55 persen penduduk berusia 25-29 tahun masih tinggal bersama orangtua mereka.
Alejandro Costales, pengacara berusia 30 tahun yang menunggu untuk divaksinasi di pusat Wizink, mengatakan ini adalah cara untuk sedikit peduli demi keluarganya.
"Ini memberikan jaminan bahwa saya bisa pulang dan tidak menulari mereka," katanya. Artinya keluarga berperan sebagai penyelamat," jelasnya.
Baca juga: Tidak Vaksin Covid-19 dan Datang ke Kantor, Karyawan CNN Dipecat
Pengalaman traumatis Spanyol saat dilanda wabah polio juga menjadi faktor mengapa orang Spanyol berkeinginan kuat untuk imunisasi.
Saat itu ketika beberapa negara memulai vaksinasi polio pada pertengahan 1950-an, pemerintahan Franco menunggu hampir satu dekade lebih lama.
Akibatnya, ribuan anak terinfeksi, menyebabkan cacat fisik yang serius dan banyak kematian.
Kelalaian itu membuat pemerintah kiri Spanyol menyebut orang-orang yang terkena polio sebelum imunisasi dimulai sebagai korban rezim.
"Itu benar-benar bencana," kata Javier García, presiden asosiasi Cota Cero yang mewakili korban polio.
Pria berusia 60 tahun yang menggunakan kursi roda itu menjalani 17 operasi pada kakinya saat masih kecil.
Dia berusia empat tahun sebelum bisa berdiri sendiri dan itupun membutuhkan bantuan ortopedi.
Dia sekarang tidak ragu untuk melakukan vaksinasi Covid-19.
"Penting bagi semua orang untuk mendapatkannya, dan lebih cepat lebih baik."
Baca juga: Carina Joe, Ilmuwan Indonesia Salah Satu Pemilik Hak Paten Vaksin AstraZeneca
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.