KOMPAS.com – Facebook memblokir kampanye kotor yang berusaha menyebarkan informasi palsu alias disinformasi tentang vaksin Covid-19 buatan BioNTech-Pfizer dan AstraZeneca.
Dalam beberapa bulan terakhir, teori konspirasi anti-vaksin dan virus corona telah menyebar di platform media sosial tersebut.
Salah satu unggahan disinformasi mengenai vaksin Covid-19 yang menyebar adalah vaksin AstraZeneca dapat mengubah orang menjadi simpanse.
Baca juga: Facebook Dituduh Biarkan Industri Bahan Bakar Fosil Dorong Misinformasi Iklim
Kampanye-kampanye disinformasi ini membuat Facebook mendapat tekanan dari sejumlah negara di tengah upaya mereka memerangi pandemi.
Kini, Facebook menyatakan telah melacak bahwa ratusan akun penyebar disinformasi mengenai vaksin Covid-19 dan virus corona bermuara dari perusahaan bernama Fazze.
Fazze merupakan sebuah perusahaan pemasaran asal Rusia yang terdaftar di Inggris sebagaimana dilansir DW, Rabu (11/8/2021).
Setelah itu, Facebook menyatakan bahwa pihaknya memblokir Fazze karena melanggar kebijakannya.
Baca juga: Yulimar Rojas, Peraih Medali Emas Wanita Pertama Venezuela, Berterima Kasih pada Facebook
Penyelidik Facebook menggambarkan kampanye tersebut sebagai "pencucian” informasi dan disinformasi lintas platform.
Pasalnya, konten-konten yang menyesatkan tersebut kebanyakan dibuat di forum seperti Reddit, Medium, dan Change.org, lalu disebarkan di platform media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Tahun lalu, jaringan akun palsu mengedarkan meme bahwa vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca akan mengubah orang menjadi simpanse, lapor Facebook.
Sekitar lima bulan kemudian, kampanye disinformasi ini mempertanyakan keamanan vaksin BioNTech-Pfizer dan menyebarkan berita hoaks mengena kebocoran dokumen AstraZeneca.
Baca juga: Buron Most Wanted Tertangkap gara-gara Ikut Komentar di Facebook Polisi
Kampanye tersebut terutama menargetkan India, Amerika Latin, serta AS.
Di sisi lain, Fazze juga meng-endorse beberapa influencer YouTube, Instagram, dan TikTok di beberapa negara untuk membuat konten anti-vaksin.
Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan Facebook, mengatakan upaya perusahaan untuk merekrut influencer patut diperhatikan meski hal itu tidak mendapatkan banyak daya tarik online.
Facebook mengatakan, beberapa influencer memang mengunggah materi dari Fazze, tetapi kemudian mereka menghapusnya ketika cerita tentang kampanye disinformasi mengemuka.
Baca juga: Facebook Akan Batasi Iklan Bertarget untuk Pengguna Remaja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.