Kelompok-kelompok lain di dekat perbatasan Myanmar-China juga melancarkan pertempuran sporadis melawan angkatan bersenjata Myanmar.
Milisi pertahanan sipil juga menyerang militer di lingkungan perkotaan. Mereka kerap melancarakan serangan dengan senjata rakitan seadanya.
Baca juga: Myanmar Akan Terima Enam Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari China
Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris telah meningkatkan sanksi terhadap junta militer dan bisnis yang terkait dengan militer.
Tetapi para jenderal sudah terbiasa diisolasi oleh kancah internasional. PBB menuduh junta melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Tapi sejauh ini, badan tersebut memberlakukan resolusi yang tidak mengikat untuk mencegah aliran senjata ke Myanmar.
Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 di Myanmar Mengganas, 90 Persen Wilayah Terdampak
Aung San Suu Kyi hampir tidak terlihat sejak para jenderal menggulingkan pemerintahannya dan menempatkannya di bawah tahanan rumah di Naypyidaw.
Mereka kemudian mengajukan berbagai tuduhan terhadapnya, termasuk tuduhan mengimpor walkie-talkie secara ilegal dan melanggar pembatasan virus corona.
Didukung oleh Rusia dan China, junta militer Myanmar tampaknya telah mengkonsolidasikan posisinya meski perlawanan rakyat terhadap kekuasaan militer terus berlanjut.
Junta militer juga membeberkan rencana untuk mengadakan pemilu baru namun masih belum nenjelaskan kapan akan dilaksanakan.
Baca juga: 2 Juta Vaksin Covid-19 Akan Diterima Junta Militer Myanmar dari Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.