Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Bulan Kudeta Militer Myanmar, Ini Perkembangan yang Terjadi

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Kudeta militer di Myanmar genap berusia enam tahun pada Minggu (1/8/2021).

Pada 1 Februari lalu, militer Myanmar menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi beserta tokoh lainnya lalu mengambil alih tampuk kekuasaan.

Sejak saat itu, Myanmar dilanda kekacauan. Aksi protes dan pemogokan hampir berlangsung setiap hari hingga lahirlah milisi pertahanan sipil.

Ratusan orang tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar dan ribuan lain dijebloskan ke dalam penjara.

Melansir AFP, berikut perkembangan Myanmar setelah enam bulan militer melakukan kudeta.

Apa yang terjadi sejak kudeta?

Menurut kelompok pemantau lokal, militer Myanmar sudah membunuh hampir 1.000 orang dan menangkap ribuan lainnya.

Puluhan ribu pegawai negeri dan pekerja lainnya dipecat karena bergabung dengan aksi protes atau masih mogok untuk mendukung kampanye pembangkangan sipil nasional.

Di samping kekacauan akibat kudeta, wabah virus corona semakin parah menerjang Myanmar.

"Negara ini telah jatuh ke dalam kekacauan dan hampir runtuh total," kata Manny Maung dari Human Rights Watch kepada AFP.

Apakah orang-orang masih memprotes?

Rakyat masih melakukan aski protes, tapi skalanya berbeda dengan yang sempat terjadi pada Februari hingga Maret.

Kala itu, ribuan orang turun ke jalanan di seluruh negeri dan pemandangan aksi protes tersebut seperti menjadi keseharian.

Tersisa sedikit demonstran di Yangon yang menggelar demonstrasi secara teratur tiap pagi. Mereka berlari-lari di jalanan sampi berteriak, dan kadang-kadang menyalakan suar.

Tapi bahkan aksi tersebut semakin berbahaya. Agen polisi selalu waspada dan banyak pengunjuk rasa telah diculik oleh aparat berpakaian preman.

Apakah ada yang melawan?

Beberapa kelompok pemberontak etnik di Myanmar yang kuat menentang kudeta dan sejak saat itu bentrok dengan militer.

Para milisi dari Persatuan Nasional Karen, yang menawarkan perlindungan bagi para pembangkang yang melarikan diri, menyerang dan meruntuhkan sebuah pangkalan militer pada Mei.

Kelompok-kelompok lain di dekat perbatasan Myanmar-China juga melancarkan pertempuran sporadis melawan angkatan bersenjata Myanmar.

Milisi pertahanan sipil juga menyerang militer di lingkungan perkotaan. Mereka kerap melancarakan serangan dengan senjata rakitan seadanya.

Apa yang dilakukan komunitas internasional?

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris telah meningkatkan sanksi terhadap junta militer dan bisnis yang terkait dengan militer.

Tetapi para jenderal sudah terbiasa diisolasi oleh kancah internasional. PBB menuduh junta melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tapi sejauh ini, badan tersebut memberlakukan resolusi yang tidak mengikat untuk mencegah aliran senjata ke Myanmar.

Apa yang terjadi dengan Aung San Suu Kyi?

Aung San Suu Kyi hampir tidak terlihat sejak para jenderal menggulingkan pemerintahannya dan menempatkannya di bawah tahanan rumah di Naypyidaw.

Mereka kemudian mengajukan berbagai tuduhan terhadapnya, termasuk tuduhan mengimpor walkie-talkie secara ilegal dan melanggar pembatasan virus corona.

Apa lagi yang bakal terjadi di Myanmar?

Didukung oleh Rusia dan China, junta militer Myanmar tampaknya telah mengkonsolidasikan posisinya meski perlawanan rakyat terhadap kekuasaan militer terus berlanjut.

Junta militer juga membeberkan rencana untuk mengadakan pemilu baru namun masih belum nenjelaskan kapan akan dilaksanakan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/01/100230970/6-bulan-kudeta-militer-myanmar-ini-perkembangan-yang-terjadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke