KABUL, KOMPAS.com – Taliban mengakui anggotanya telah membunuh seorang komedian terkenal Afghanistan, Nazar Mohammad alias Khasha Zwan.
Pembunuhan komedian tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya kekejaman oleh kelompok pemberontak itu.
Sebelumnya, beredar video Khasha ditampar oleh dua pria tak dikenal di dalam mobil. Dalam keadaan tersebut, dia masih sempat membuat lelucon tentang Taliban.
Baca juga: Milisi Taliban Masuki Ibu Kota Provinsi, Bentrok Hebat dengan Tentara Afghanistan
Dalam video tersebut, Khasha ditampar dan dilecehkan saat dia ditahan oleh dua pria di dalam mobil.
Pekan lalu, media lokal melaporkan bahwa Khasha dijemput oleh Taliban dari rumahnya lalu ditembak mati.
Pada awalnya, Taliban membantah terlibat dalam pembunuhan komedian tersebut.
Melansir The Independent, Sabtu (31/7/2021), Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid kini mengakui bahwa dua pria dalam video tersebut adalah anggota Taliban.
Baca juga: Lari dari Taliban, Warga Afghanistan Ramai-ramai Bikin Paspor untuk Kabur ke Luar Negeri
Mujahid menuturkan, para pelaku pembunuhan tersebut telah ditangkap dan akan diadili di pengadilan Taliban.
Selain itu, dia juga menuduh bahwa komedian itu sebenarnya adalah anggota Kepolisian Afghanistan dan terlibat dalam penyiksaan serta pembunuhan orang-orang Taliban.
Dia menambahkan, anggota Taliban seharusnya menangkap komedian itu dan membawanya ke pengadilan, bukan malah membunuhnya.
Khasha merupakan komedian yang terkenal di Afghanistan karena lelucon-leluconnya dan kerap mengolok dirinya sendiri di internet.
Baca juga: China Harap Taliban Berperan Akhiri Konflik di Afghanistan
Sebelumnya, dia juga sempat bertugas di kepolisian provisi Kandahar.
Para peniman dan tokoh terkemuka dari Afghanistan telah menyatakan belasungkawa mereka atas kepergian Khasha.
Sementara itu, ratusan orang dilaporkan ditahan oleh Taliban di daerah-daerah yang telah mereka kuasai.
Sekolah-sekolah telah dibakar dan beberapa laporan muncul tentang pembatasan yang dikenakan pada perempuan mirip dengan yang diberlakukan ketika Taliban terakhir kali memerintah Afghanistan.
Saat Taliban berkuasa di Afghanistan sebelum diinvasi pasukan AS dan sekutunya, mereka melarang anak perempuan pergi sekolah dan melarang perempuan bekerja.
Baca juga: AS Akui Keterlibatan China dalam Konflik Afghanistan-Taliban Bisa Jadi Positif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.