Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

27 Akun Email Jaksa AS Diretas, Berisi Informasi Penting

Kompas.com - 01/08/2021, 06:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Akun-akun email milik 27 jaksa tinggi Amerika Serikat (AS) termasuk yang diretas dalam serangan siber berskala besar yang terjadi tahun lalu.

Laporan tersebut disampaikan Kementerian Kehakiman AS sebagaimana dilansir BBC, Sabtu (31/7/2021).

Serangan siber tersebut menyerang pengguna perangkat lunak SolarWinds dan disebut sebagai spionase dunia maya terburuk dalam sejarah AS.

Baca juga: Biden Ancam Perang Betulan jika AS Terus Jadi Target Serangan Siber

“Negeri Paman Sam” berulangkali menuduh Rusia sebagai dalang di balik serangan siber tersebut.

Kini, laporan terbaru mengenai peretasan terhadap akun email milik 27 jaksa tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai bocornya informasi sensitif, termasuk nama-nama informan.

"Ini berpotensi sangat serius," kata Gil Soffer, mantan jaksa federal kepada BBC.

Dia mengatakan, akun email jaksa berisi informasi yang sangat sensitif, sangat rahasia, dan seringkali sangat rahasia.

Baca juga: Joe Biden Berencana Bertemu Sektor Swasta, Bahas Keamanan Siber

Jika para peretas mendapatkan identitas informan yang dirahasiakan, mereka dapat menggunakan informasi itu untuk membongkar penyamaran mereka.

Serang siber besar-besaran tersebut menyasar 18.000 jaringan komputer milik pemerintah dan swasta dan baru diumumkan pada Desember 2020.

Kementerian Kehakiman AS mengatakan, serangan siber tersebut terjadi pada awal Mei 2020, sekitar tujuh bulan sebelum pengumuman peretasan.

Selain itu, 80 persen dari akun email Microsoft yang digunakan oleh para karyawan di empat kantor jaksa New York, yang menangani sejumlah tuntutan penting, juga diretas.

"Ada penyelidikan yang sangat sensitif yang terjadi di dalam kantor-kantor itu," kata mantan jaksa federal Renato Mariotti.

Baca juga: Pejabat Polandia Kena Serangan Siber, Peretas Rusia Diduga Terlibat

Mariotti menambahkan, pihak yang diretas juga menangani investigasi keuangan profil tinggi, yang berarti setiap informasi yang bocor dapat digunakan untuk pemerasan.

Mariotti memperingatkan, jika pemerintah asing mendapatkan file hukum yang sensitif, mereka bisa mencoba menggunakannya sebagai bahan pembentukan opini publik atau bahkan memengaruhi pemilu.

"Ada berbagai macam alasan mengapa pemerintah asing mungkin ingin memiliki informasi semacam itu," kata Mariotti.

Pada April, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi terhadap Rusia sebagai tanggapan atas serangan siber terkait SolarWinds dan serangan dunia maya lain.

Di sisi lain, Rusia membantah tuduhan tersebut.

Baca juga: Rusia Tantang Microsoft Buktikan Tuduhan Keterlibatannya dalam Serangan Siber yang Menjangkau 24 Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com