Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Ancam Perang Betulan jika AS Terus Jadi Target Serangan Siber

Kompas.com - 28/07/2021, 05:47 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden memperingatkan, jika negaranya menjadi target serangan siber secara masif, perang sesungguhnya bisa saja pecah.

Komentar tersebut dilontarkan Biden menggarisbawahi pandangan Washington mengenai ancaman yang meningkat yang ditimbulkan oleh Rusia dan China.

Keamanan siber telah menjadi agenda utama pemerintahan Biden setelah serangkaian serangan siber tingkat tinggi menyerang sejumlah entitas penting di “Negeri Paman Sam”.

Baca juga: Mantan Dokter Trump Yakin Biden Akan Mengundurkan Diri, Apa Alasannya?

Sejumlah entitas tersebut contohnya adalah perusahaan manajemen jaringan SolarWinds, perusahaan Colonial Pipeline, perusahaan pemrosesan daging JBS, dan perusahaan perangkat lunak Kaseya.

Kerugian yang ditanggung negara akibat peretasan tersebut jauh melampaui kerugian perusahaan yang diretas tersebut sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (27/7/2021).

Beberapa serangan siber tersebut bahkan memengaruhi pasokan bahan bakar dan makanan di beberapa wilayah AS.

"Saya pikir kemungkinan besar kita akan berakhir, jika kita berakhir dalam perang - perang nyata dengan kekuatan besar - itu akan menjadi konsekuensi dari pelanggaran dunia maya dengan konsekuensi besar dan meningkat secara eksponensial," kata Biden.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Joe Biden Presiden AS

Biden mengatakan hal tersebut dalam pidatonya yang berdurasi setengah jam saat mengunjungi Kantor Direktur Intelijen Nasional.

Ketika Biden bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 16 Juni, Dia membagikan daftar infrastruktur penting yang dianggap AS terlarang untuk menjadi target.

Sejak saat itu, anggota senior tim keamanan nasional pemerintahan Biden melakukan kontak terus-menerus dengan anggota senior kantor kepresidenan Rusia.

Selain memberikan ancaman mengenai perang betulan, Biden juga menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh China.

Baca juga: Biden Umumkan Tarik Pasukan AS di Irak pada Akhir 2021

Dia menyebut Presiden China Xi Jinping sangat serius untuk menjadi kekuatan militer paling kuat di dunia, serta ekonomi terbesar dan paling menonjol di dunia pada pertengahan 2040-an.

Dalam pidatonya tersebut, Biden juga berterima kasih kepada para personel badan intelijen AS atas kerja kerasnya.

Dia menekankan kepercayaannya pada pekerjaan yang mereka lakukan dan berjanji tidak akan memberikan tekanan politik pada mereka.

Kantor Direktur Intelijen Nasional mengawasi 17 organisasi intelijen AS.

Baca juga: Joe Biden Tegaskan Dukungan ke Afghanistan, Gelontorkan Bantuan Rp 1,4 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com