Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Tunisia: Kepala Stasiun TV Nasional Dipecat karena Larang Aktivis Tampil

Kompas.com - 29/07/2021, 12:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TUNIS, KOMPAS.com - Kantor Kepresidenan Tunisia pada Rabu (28/7/2021) memecat kepala stasiun televisi nasional, yang melarang dua tamu tampil di sebuah program wawancara, dalam lanjutan kudeta Tunisia.

Lassaad Dahech, kepala stasiun tv Wataniya, dipecat beberapa jam setelah melarang masuk perwakilan serikat jurnalis dan seorang aktivis.

Pemecatannya terjadi setelah Presiden Kais Saied membekukan parlemen dan memecat perdana menteri pada Minggu (25/7/2021).

Baca juga: Pasca Presiden Ambil Alih Semua Pemerintahan, Rakyat Tunisia Khawatir Perang Saudara

Kubu oposisi menyebutnya sebagai kudeta Tunisia.

Pada Senin (26/7/2021) TV Al Jazeera asal Qatar mengatakan, polisi memaksa kantornya di Tunis untuk ditutup, menambah kekhawatiran bahwa kebebasan sipil dan kebebasan pers sedang terancam di sistem demokrasi Tunisia yang berusia muda.

Amira Mohamed wakil presiden serikat SNJT mengatakan, dia dicegat di pintu masuk oleh seorang petugas keamanan yang sedang menunggu izin dari manajemen tv untuk mengizinkannya masuk.

Aktivis hak asasi manusia Bassem Trifi yang juga dilarang masuk berujar, dia diberitahu bahwa itu bukan keputusan Wataniya.

"CEO Wataniya mengatakan kepada saya bahwa dia menerima instruksi dari pejabat militer untuk tidak membiarkan tamu masuk ke studio televisi," katanya dikutip dari AFP.

Namun Kementerian Pertahanan dan kantor kepresidenan mengatakan, mereka tidak memberikan instruksi seperti itu.

Baca juga: Setelah Dituding Lakukan Kudeta, Ini Rencana Presiden Tunisia

Beberapa jam kemudian sebuah pernyataan dari kantor presiden mengumumkan Saied telah mengeluarkan dekrit mencopot Dahech dari jabatannya, dan menginstruksikan Awatef Dali untuk mengambil alih posisinya sementara.

Saied menyatakan, pembekuan parlemen dan tindakan selanjutnya dibenarkan dalam konstitusi, yang memungkinkan kepala negara mengambil tindakan luar biasa jika ada ancaman dekat.

Dia bersikeras akan melindungi kebebasan sipil.

Pada Rabu Kais Saied juga mengeluarkan dekrit pemecatan daftar panjang pejabat senior pemerintah, termasuk kepala jaksa militer.

Baca juga: Kudeta Tunisia Terburuk dalam 10 Tahun, Massa Oposisi Bentrok dengan Pendukung Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com