Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprotes Soal Aturan Covid-19, Presiden Perancis Digambarkan seperti Hitler dalam Reklame Raksasa

Kompas.com - 29/07/2021, 12:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron menanggapi serius papan reklame yang menggambarkan dirinya sebagai Adolf Hitler.

Pengacara Macron melayangkan gugatan hukum terhadap operator papan reklame, setelah gambar besar muncul di Var, selatan Perancis.

Baca juga: Perancis Alami Tingkat Infeksi Covid-19 Paling Tinggi: 18.000 Kasus dalam 24 Jam

Poster itu, salah satunya muncul di pintu masuk ke kota Mediterania Toulon, ibukota Var dan rumah bagi pangkalan angkatan laut Perancis yang penting.

Guardian mewartakan pada Kamis (29/7/2021), dalam poster itu, Macron digambarkan sebagai pemimpin Nazi, dengan kumis khasnya, berseragam nazi seragam lengkap.

Semantara lambang ban lengan swastika diubah menjadi LREM – La Republique En Marche, partai kanan-tengah yang dipimpin presiden. Slogan yang menyertainya berbunyi: “Taati. Dapatkan vaksinasi. ”

Michel-Ange Flori, yang membuat dan menempelkan gambar itu di papan reklame, mengatakan kepada surat kabar setempat bahwa dia dipanggil oleh polisi setempat.

“Mereka mengonfirmasi bahwa ada keluhan dari Elysee,” kata Flori kepada Var-Matin. “Saya terkejut dan kaget.”

Dia kemudian berkicau: “Di Macron-land, menunjukkan ilustrasi Nabi adalah sindiran, mengolok-olok Macron sebagai diktator adalah penghujatan,” mengacu pada karikatur kontroversial surat kabar satir Charlie Hebdo tentang Nabi Muhammad.

Baca juga: “Kartu Kesehatan Covid-19” Jadi Syarat Wajib untuk Masuk Mall hingga Transportasi Umum di Perancis

Flori kelahiran Korsika, yang memiliki sekitar 400 papan iklan di wilayah Var, sebelumnya telah menimbulkan kontroversi dengan posternya.

Pada 2019, pada puncak gerakan Gilets Jaunes, ia didenda 30.000 euro (Rp 514 juta) untuk sebuah iklan yang berbunyi: “Polisi berbicara kepada Anda setiap hari di BFM-TV”, mengacu pada seringnya kemunculan petugas polisi di stasiun berita populer.

Dia juga menargetkan menteri, termasuk mantan menteri dalam negeri Perancis Christophe Castaner dan menteri dalam negeri Perancis saat ini Gerald Darmanin.

Pada 1999 ia dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena “memerintahkan penghancuran sebuah bangunan dengan menggunakan bahan peledak”, setelah diduga menargetkan mantan majikannya, tuduhan yang selalu ia bantah.

Selama 20 tahun terakhir, Flori mengeklaim dia telah memproduksi setidaknya 100 poster provokatif, bersikeras dia menggunakan haknya untuk kebebasan berekspresi.

Baca juga: Presiden Perancis Perintahkan Semua Nakes Dapat Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com