Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala NASA Ungkap Potensi Mengkhawatirkan Program Luar Angkasa China

Kompas.com - 18/04/2024, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kepala NASA telah memperingatkan bahwa China bisa meningkatkan kemampuan antariksanya dengan menggunakan program-program sipil untuk menutupi tujuan militer.

Dia juga memperingatkan bahwa AS harus tetap waspada.

"China telah membuat langkah luar biasa terutama dalam 10 tahun terakhir, tetapi mereka sangat, sangat tertutup," kata administrator Nasa, Bill Nelson, kepada anggota parlemen di Capitol Hill, dilansir dari Guardian.

Baca juga: NASA Ungkap Asal-usul Benda Luar Angkasa yang Tembus Atap Rumah Warga AS

"Kami percaya bahwa banyak dari apa yang mereka sebut sebagai program luar angkasa sipil adalah program militer. Dan saya pikir, pada dasarnya, kita sedang berlomba," tambah Nelson.

Dia mengatakan bahwa dia berharap Beijing akan sadar dan memahami bahwa ruang angkasa sipil adalah untuk tujuan damai.

"Kami belum melihat hal itu ditunjukkan oleh China," ujarnya.

Komentar Nelson muncul ketika ia bersaksi di hadapan komite alokasi DPR tentang anggaran Nasa untuk tahun 2025.

Ia mengatakan bahwa AS harus mendarat di bulan sebelum China melakukannya, karena kedua negara mengejar misi ke bulan. 

Meski begitu, ada kekhawatiran jika Beijing tiba lebih dulu.

"Oke, ini adalah wilayah kami, Anda jangan ikut campur," ujar Nelson, mengumpamakan jika China sampai lebih dulu.

Baca juga: Obyek Luar Angkasa Jatuh Tembus Atap Rumah Warga, NASA Turun Tangan

Nelson sebelumnya mengatakan bahwa AS sedang berlomba dalam perlombaan antariksa dengan Cina dan memperingatkan bahwa China pada akhirnya dapat mengeklaim memiliki wilayah yang kaya akan sumber daya di bulan.

Pada tahun 2022, program luar angkasa China memasang stasiun luar angkasa yang mengorbit Bumi dan telah melakukan beberapa misi pengorbit bulan dan pengambilan sampel.

Sejak saat itu, AS telah merencanakan untuk menempatkan astronot kembali ke bulan pada tahun 2026 dengan misi Artemis III. China mengatakan bahwa mereka berharap untuk mengirim manusia ke bulan pada tahun 2030.

Nelson mengatakan bahwa ia yakin AS tidak akan kehilangan keunggulan global dalam eksplorasi ruang angkasa.

Baca juga: AS dan Jepang Dukung Pelarangan Senjata Nuklir di Luar Angkasa

"Tapi Anda harus realistis," katanya. "China telah benar-benar mengeluarkan banyak uang untuk itu dan mereka memiliki banyak ruang dalam anggaran mereka untuk berkembang. Saya pikir kita sebaiknya tidak lengah."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com