Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulus Pelatihan NASA, Wanita Arab Ini Siap Terbang ke Luar Angkasa

Kompas.com - 07/03/2024, 09:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wanita Arab pertama yang lulus dari program pelatihan NASA, Nora Al Matrooshi (30) siap terbang ke luar angkasa.

Al Matrooshi, seorang insinyur mesin dengan pelatihan yang telah bekerja di industri minyak, adalah salah satu dari dua kandidat astronot yang dipilih oleh Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UAESA) pada 2021 untuk mendaftar dalam program pelatihan dengan badan antariksa AS, NASA.

Kini, setelah dua tahun kerja keras termasuk latihan berjalan di luar angkasa, Al Matrooshi dan dan 10 orang lainnya di kelas pelatihan telah menjadi astronot yang memenuhi syarat.

Baca juga: Dari Stasiun Ruang Angkasa, Astronot Muslim Sampaikan Selamat Idul Fitri, Pakai Baju Khas UEA

Kelompok tersebut, yang dikenal sebagai "The Flies", kini memenuhi syarat untuk misi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Mereka akan meluncurkan Artemis ke Bulan dan jika semuanya berjalan lancar dimungkinkan untuk terbang ke Mars.

UAESA mengumumkan awal tahun ini rencana untuk membangun airlock, sebuah pintu khusus untuk Gateway, stasiun ruang angkasa yang sedang dikembangkan untuk suatu hari nanti dapat mengorbit Bulan.

"Saya ingin mendorong umat manusia lebih jauh dari sebelumnya. Saya ingin umat manusia kembali ke Bulan, dan saya ingin umat manusia melampaui Bulan," kata Al Matrooshi dikutip dari AFP pada Kamis (7/3/2024).

"Dan saya ingin menjadi bagian dari perjalanan itu," imbuh dia.

Meskipun Al Matrooshi adalah orang pertama yang lulus dari NASA, perempuan Arab lainnya telah berpartisipasi dalam misi luar angkasa swasta, termasuk peneliti biomedis Saudi Rayyanah Barnawi.

Baca juga: NASA Perkenalkan Astronot Perempuan dan Kulit Hitam untuk Misi Lintasi Bulan

Dia terbang dengan Axiom Space ke ISS tahun lalu bersama insinyur Mesir-Lebanon Sara Sabry turut dalam penerbangan suborbital Blue Origin 2022.

Al Matrooshi yang mengenakan jilbab menjelaskan bahwa NASA mengembangkan strategi yang memungkinkannya dapat menutupi rambutnya saat mengenakan pakaian luar angkasa dan helm NASA yang secara resmi dikenal sebagai Extravehicular Mobility Unit, atau EMU.

"Saat Anda masuk ke EMU, Anda mengenakan topi yang dilengkapi dengan mikrofon dan speaker yang menutupi rambut Anda," katanya.

Tantangannya muncul setelah Al Matrooshi melepas jilbabnya, namun sebelum ia mengenakan topi komunikasi. Yang lebih rumit lagi, hanya bahan yang diizinkan secara khusus yang boleh dipakai di dalam EMU.

"Para insinyur akhirnya menjahitkan hijab darurat untuk saya, sehingga saya bisa mengenakannya, mengenakan setelan tersebut, lalu mengenakan topi komunikasi, lalu melepasnya dan rambut saya akan tertutup. Jadi saya benar-benar, sangat menghargai mereka melakukan itu untuk saya," kata Al Matrooshi.

Dengan pakaian khusus miliknya, Al Matrooshi akan siap melangkah ke luar angkasa bersama rekan-rekan astronotnya.

NASA berencana mengembalikan manusia ke permukaan Bulan pada tahun 2026 untuk misi Artemis 3.

Baca juga: Bagaimana Astronot Muslim Menjalani Ramadhan di Ruang Angkasa?

"Saya pikir menjadi astronot itu sulit, apa pun agama atau latar belakang Anda," jelas dia kepada AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com