Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mike Pence Ternyata Tolak Tinggalkan Capitol saat Insiden 6 Januari, Tidak Hiraukan Ancaman Massa

Kompas.com - 18/07/2021, 14:25 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan wakil presiden AS Mike Pence dilaporkan menolak perintah keamanan untuk meninggalkan Capitol pada 6 Januari lalu.

Ini terjadi ketika para pendukung mantan presiden AS Donald Trump, menyerbu gedung itu sebagai protes atas sertifikasi Kongres yang memenangkan Presiden AS Joe Biden.

Kejadian ini jadi satu dari banyak cerita yang ada dalam buku yang akan segera terbit "I Alone Can Fix It" terbitan Washington Post.

Baca juga: Jenderal Tinggi AS Sempat Khawatir Trump Lakukan Kudeta Pasca-Kalah Pemilu AS

Dilansir The Hill, para penulis, Carol Leonnig dan Philip Rucker, menyebut bahwa Pence menyatakan keraguannya untuk meninggalkan Capitol.

Pence khawatir itu hanya akan membuat pendukung Trump yang marah karena dirinya menolak membatalkan hasil pemilu.

Trump memang telah berulang kali mendesak Pence untuk menentang kemenangan pemilihan Biden.

Tapi Pence terus menolak, karena dia merasa tidak memiliki otoritas konstitusional untuk membuat langkah seperti itu.

Baca juga: Drama Jelang Akhir Jabatan Trump Terungkap, Termasuk Saat Trump Mencerca Wakilnya

Ketika para perusuh mulai menyerbu Capitol, Trump bahkan mencuit, "Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara dan konstitusi kita."

Beberapa pendukung Trump, bahkan berbaris di Capitol dengan meneriakkan, "Hang Mike Pence".

Tim Giebels, agen khusus utama yang bertanggung jawab atas perlindungan wakil presiden, sempat meminta Pence dua kali untuk mengevakuasi gedung.

Pence dilaporkan menolak, lantas memberi tahu Giebels, "Saya tidak akan meninggalkan Capitol."

Menurut buku itu, Giebels kemudian berkata, "Mereka ada di dalam gedung. Kamar tempatmu berada tidak aman. Ada jendela kaca. Aku harus memindahkanmu. Kita pergi."

Baca juga: Buku Terbaru Sebut Ada Kekhawatiran Bahwa Trump akan Luncurkan Nuklir di Akhir Jabatannya

Begitu Pence dibawa ke area di mana limusin lapis bajanya menunggu, Giebels dilaporkan memberi tahu Pence, "Kita bisa bertahan di sini."

Namun, Pence menjawab, "Saya tidak akan masuk ke mobil, Tim."

Selanjutnya, Pence, membawa istrinya, Karen Pence, dan putri mereka Charlotte Pence Bond, "berjalan ke area bawah tanah yang aman untuk menunggu kerusuhan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com