KOMPAS.com - Dua anak Carmel Budiardjo yang merupakan pendiri Tapol, menceritakan bagaimana orang tua mereka begitu sibuk berinteraksi dengan para akademisi dan orang-orang yang terjun di dunia politik di Indonesia sebelum peristiwa 1965.
Keduanya adalah Tari Lang dan Anto Budiardjo, putri dan putra dari pasangan campuran Indonesia-Inggris, Suwondo Budiardjo dan Carmel Brickman yang berlatar belakang keluarga pelarian Yahudi dari Polandia.
Ada pun pusat aktivitas kedua orang tua Tari dan Anto adalah rumah keluarga di kawasan elite Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca juga: Carmel Budiardjo, Pejuang HAM Kasus 1965 hingga Aceh, Tutup Usia
"Tentu kedua orang tua kami selalu sibuk bersosialisasi dengan akademisi-akademisi lain atau orang-orang yang terlibat dalam politik," ungkap Tari Lang dalam wawancara dengan BBC News Indonesia pada 15 Juni, kurang satu bulan sebelum Carmel meninggal dunia pada Sabtu (10/7/2021).
"Jadi sepanjang ingatan saya, di rumah kami selalu ada orang-orang berbicara, mengobrol dan bertukar pandangan yang membuat rumah lumayan ramai dan aktif," sambung Tari Lang.
Ketika itu ayah mereka, Suwondo Budiardjo, menempati posisi tinggi di Kementerian Angkatan Laut.
Suwondo bertemu dan kemudian menikah dengan Carmel di Praha ketika Suwondo kuliah di jurusan ilmu politik Universitas Charles. Carmel bekerja di Sekretariat International Union of Students (Persatuan Mahasiswa Internasional) di ibu kota Cekoslowakia atau sekarang Republik Ceko.
Pada tahun 1952, Suwondo memboyong Carmel dan Tari ke Jakarta. Awalnya mereka menempati rumah lain di Ibu Kota dan baru menempati rumah di Jalan Teuku Umar pada akhir tahun 1950-an.
Memutuskan menjadi warga negara Indonesia tahun 1954, Carmel bekerja sebagai peneliti ekonomi di Kementerian Luar Negeri terhitung selama periode 1955-1965, suatu posisi yang pas dengan mata kuliah ekonomi yang diambilnya di universitas prestisius di Inggris, London School of Economics.
Baca juga: 3 RUU Terbaru Inggris Dinilai Mengancam HAM dan Lingkungan, Apa Saja?
Di samping hilir mudik tamu dari kalangan intelektual dan politikus, rumah besar itu semakin diramaikan oleh kunjungan keluarga besar Suwondo. "Ada mbah, paman, bibi", kata Tari dan "selalu ada sepupu-sepupu" timpal adiknya, Anto.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.