Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militan Taliban Robek Bendera Afghanistan di Kota Islam Qala yang Direbut

Kompas.com - 11/07/2021, 14:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

KABUL, KOMPAS.com - Militan Taliban terlihat merobek bendera negara Afghanistan di kota Islam Qala, beberapa jam setelah Joe Biden membela keputusannya menarik pasukan AS di sana.

Taliban mengklaim telah menguasai 85 persen wilayah Afghanistan, setelah merebut sebuah pos pemeriksaan penting di perbatasan dengan Iran.

Militan Taliban telah melancarkan serangan besar dalam beberapa pekan terakhir, merebut wilayah dan gudang senjata berat AS, serta memaksa ribuan tentara melarikan diri atau menyerah.

Baca juga: China Maju Dukung Afghanistan Lawan Taliban Saat Pasukan AS Ditarik Mundur

Aksi Taliban merajalela di Afghanistan ketika berlangsung penarikan seluruh pasukan AS, Inggris, dan NATO, setelah hampir 20 tahun perang.

Di tengah kondisi menguntungkan bagi Taliban beredar video yang menunjukkan 2 pria bertopeng anggota milisinya berdiri di atap pos pemeriksaan bea cukai di Islam Qala, yang berbatasan dengan Iran. Kemudian, merobek bendera negara Afghanistan dari tiangnya.

Melansir The Sun pada Jumat (9/7/2021), juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kota perbatasan strategis itu "di bawah kendali penuh kami".

Baca juga: Afghanistan Dalam Bayang-bayang Taliban, Kejadian 1989 Bisa Terulang

Pemerintah Afghanistan segera bersumpah untuk merebut kembali Islam Qala, titik persimpangan utama untuk barang-barang yang diperdagangkan bernilai jutaan dolar per bulan.

"Semua pasukan keamanan Afghanistan termasuk unit perbatasan hadir di daerah itu, dan upaya sedang dilakukan untuk merebut kembali lokasi itu," kata juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistasn Tareq Arian.

Delegasi Taliban di Moskwa mengklaim kelompok itu sekarang memiliki kendali atas 250 dari 398 distrik Afghanistan, tetapi pemerintah Kabul membantahnya.

Baca juga: Tentara Afghanistan Kisahkan Ditinggal Komandan Kabur saat Diserang Taliban

Pada 31 Agustus, AS akan mengakhiri semua operasi militer di Afghanistan, begitu pula pasukan Barat dari negara lainnya, seperti Inggris.

Perang 20 tahun AS di Afghanistan disebut telah menelan biaya hampir 1 triliun dollar AS (Rp 14,5 kuadriliun), sejak invasi 2001 untuk mengusir Taliban dan membunuh pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.

Biden mengklaim misi operasi militer pasukan AS itu sukses karena militan Afghanistan tidak pernah melancarkan serangan apa pun lagi ke Barat, sejak peristiwa 9/11.

Menurut Biden "status quo bukanlah pilihan". Ia berkata, “Saya tidak akan mengirim generasi Amerika lainnya untuk berperang di Afghanistan.”

Baca juga: Taliban Klaim Kuasai 85 Persen Wilayah Afghanistan

Awal pekan ini pasukan AS diam-diam meninggalkan pangkalan udara Bagram, yang pernah menjadi pusat operasi militernya dengan 10.000 personel ditempatkan di sana.

Pasukan AS tidak memberitahu rekan-rekan Afghanistan bahwa mereka akan pergi dan menyalakan lampu untuk mematikan 20 menit setelah pesawat terakhir lepas landas, menurut laporan BBC.

Itu terjadi setelah Taliban menyita ratusan truk lapis baja dan unit artileri yang ditinggalkan oleh pasukan Amerika.

Beberapa analis intelijen AS khawatir Taliban dapat menguasai Afghanistan kembali dalam waktu 6 bulan, menurut penilaian yang dibagikan kepada para pejabat pada bulan Juni.

Baca juga: Video Taliban Kuasai Rute Perbatasan Penting Afghanistan-Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com