Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ahli Sebut Terlalu Dini Simpulkan Risiko Varian Delta Plus

Kompas.com - 24/06/2021, 11:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com – Kementerian Kesehatan India merilis hasil penelitian mengenai virus corona varian Delta plus.

Kementerian itu menyebutkan, varian virus corona tersebut lebih mudah menyebar, lebih mudah mengikat sel paru-paru, dan berpotensi resisten terhadap terapi antibodi monoklonal.

Varian tersebut terkait dengan varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India tahun lalu dan diperkirakan sebagai pendorong gelombang kedua Covid-19 di India.

Baca juga: Covid-19 Varian Delta Bisa Sebabkan 90 Persen Kasus di Eropa

Kementerian Kesehatan India mengatakan, virus corona varian Delta plus pertama kali ditemukan di India pada April sebagaimana dilansir BBC, Selasa (23/6/2021).

Kini, varian tersebut telah terdeteksi di sekitar 40 sampel dari enam distrik di tiga negara bagian yakni Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh.

Setidaknya 16 dari sampel-sampel itu ditemukan di Maharashtra, salah satu negara bagian di India yang paling parah dilanda pandemi.

Selain itu, sekarang virus corona varian Delta plus juga telah ditemukan di sembilan negara di dunia yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Portugal, Swiss, Jepang, Polandia, Nepal, Rusia, dan China.

BBC melaporkan, virus bermutasi sepanjang waktu. Beberapa mutasi bahkan bisa membahayakan virus itu sendiri.

Baca juga: India Laporkan Varian Covid-19 Delta Plus yang Meresahkan

Tetapi mutasi yang lain dapat membuat virus tersebut lebih menular atau mengancam. Dan mutasi ini cenderung mendominasi.

Sebuah mutasi virus dinaikkan statusnya dari variant of interest menjadi variant of concern ketika memenuhi bukti setidaknya satu dari beberapa kriteria.

Beberapa kriteria tersebut seperti semakin mudahnya penularan, lebih parahnya penyakit yang ditimbulkan, menurunkan penetralan dari antibodi, atau menurunkan efektivitas obat dan vaksin.

Di sisi lain, seorang ahli virologi terkemuka dari Royal Society of London, Gagandeep Kang, justru mempertanyakan pelabelan virus corona varian Delta plus sebagai variant of concern dari Kementerian Kesehatan India.

Dia mengatakan, belum ada data yang membuktikan bahwa varian tersebut lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian lainnya.

Baca juga: AS Dibayangi Varian Delta yang Dominasi Kasus Covid-19

“Belum ada data yang mendukung varian dari klaim kekhawatiran tersebut,” kata Gagandeep Kang.

"Anda memerlukan informasi biologis dan klinis untuk mempertimbangkan apakah itu benar-benar variant of concern," sambung Gagandeep Kang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com