Dia gagal membentuk pemerintahan koalisi dengan sekutu garis keras dan ultra-Ortodoksnya, dan tugas itu diserahkan kepada rival politiknya minggu lalu.
Salah satu saingannya adalah Menteri Pertahanan Israel, yang mengawasi kampanye Gaza.
Tidak jelas apakah atmosfer politik yang suram itu menyebar ke dalam pengambilan keputusan militer Israel. Tapi kubu saingan telah dengan suara bulat menyatakan dukungan untuk menyerang Hamas dengan keras.
Sementara itu, dukungan dari partai yang didukung Arab dengan akar Islamis adalah kunci bagi blok anti-Netanyahu.
Tapi ketegangan ini mungkin menghalangi pemimpin partai, Mansour Abbas, untuk bergabung dengan koalisi untuk saat ini. Kedua belah pihak memiliki waktu tiga minggu lagi untuk mencapai kesepakatan.
Putaran kekerasan saat ini di Yerusalem bertepatan dengan dimulainya bulan puasa Ramadhan pada pertengahan April.
Kritikus mengatakan tindakan polisi yang kejam membantu memicu kerusuhan di malam hari. Ini termasuk keputusan untuk sementara waktu menutup tempat berkumpul setelah shalat Isya, yang populer dikalangan penduduk Palestina.
Gesekan lain terjadi di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem, di mana puluhan warga Palestina berada di bawah ancaman penggusuran oleh pemukim Yahudi.
Baca juga: Jelang Idul Fitri, Jalur Gaza Dibombardir Israel, 26 Orang Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.