Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Israel Kerahkan 5.000 Tentara Cadangan di Tengah Konflik dengan Militan Gaza

Associated Press melaporkan militer Israel akan mengirim bala bantuan pasukan ke perbatasan Gaza di tengah meningkatnya kekerasan di kawasan itu.

Menteri pertahanan Israel sudah memerintahkan sekitar 5.000 tentara cadangan disiapkan.

Sementara itu, para pejabat dalam sebuah pernyataan menyatakan Mesir sedang mencoba merundingkan gencatan senjata.

Serangan udara terjadi setelah bentrokan berjam-jam antara pasukan keamanan Palestina dan Israel, termasuk pertempuran di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem, sebuah situs suci bagi orang Yahudi dan Muslim.

Newsweek mewartakan pada Selasa (11/5/2021), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kelompok militan Hamas sekarang akan "menerima serangan yang tidak diharapkannya."

Serangan udara Israel menghantam sepasang bangunan bertingkat tinggi yang diyakini menampung militan, ketika Hamas dan kelompok bersenjata lainnya membombardir Israel selatan dengan ratusan roket.

Eskalasi ini dipicu oleh ketegangan berminggu-minggu di tanah Yerusalem yang menjadi rebutan.

Sejak matahari terbenam Senin (10/5/2021), 26 warga Palestina - termasuk sembilan anak-anak dan seorang wanita, tewas di Gaza.

“Sebagian besar merupakan korban dari serangan udara,” kata pejabat kesehatan Gaza.

Sementara militer Israel mengatakan setidaknya 16 orang yang tewas adalah militan.

Selama periode yang sama, militan Gaza menembakkan ratusan roket ke Israel, dan menewaskan dua warga sipil Israel dan melukai 10 lainnya.

Kerusuhan semakin meluas, terlihat dari turunnya ratusan penduduk komunitas Arab di seluruh Israel dalam demonstrasi semalam.

Mereka mengecam tindakan pasukan keamanan Israel baru-baru ini terhadap warga Palestina.

Protes itu merupakan salah satu unjuk rasa terbesar oleh warga Palestina di Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Kerumitan genjatan senjata

Israel dan Hamas, telah berperang tiga kali dan banyak pertempuran kecil sejak Hamas menguasai Gaza pada 2007.

Pertempuran baru-baru ini biasanya berakhir setelah beberapa hari, seringkali dibantu oleh mediasi di belakang layar oleh Qatar, Mesir, dan lainnya.

Seorang pejabat Mesir mengonfirmasi bahwa negara itu mencoba menengahi gencatan senjata.

Tetapi pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia membahas diplomasi sensitif, menyatakan bahwa tindakan Israel di Yerusalem telah memperumit upaya tersebut.

Seorang pejabat keamanan Palestina, juga berbicara dengan syarat anonim, mengonfirmasi upaya gencatan senjata.

Netanyahu, sementara itu, telah memperingatkan pertempuran dapat "berlanjut untuk beberapa waktu."

Pada Selasa (11/5/2021) Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seorang juru bicara militer Israel juga mengatakan militer berada dalam "tahap awal" serangan terhadap sasaran Gaza yang telah direncanakan dengan baik sebelumnya.

Pada tengah hari, serangan udara menghantam sebuah gedung apartemen di pusat Kota Gaza. Media lokal mengatakan sejumlah militan tewas.

Tetapi kekuatan ledakan itu membuat warga yang ketakutan, termasuk wanita dan anak-anak yang bertelanjang kaki, berlarian ke jalan.

Serangan udara sebelumnya menghantam gedung tinggi di tempat lain di Kota Gaza ketika orang-orang melakukan shalat subuh, kata penduduk.

Pejabat kesehatan mengatakan dua pria dan seorang wanita tewas. Warga lain mengonfirmasi, anak laki-laki perempuan berusia 19 tahun yang cacat termasuk di antara yang tewas.

Ashraf al-Kidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan total 26 orang, termasuk sembilan anak dan wanita tewas, dan 122 orang luka-luka.

Menurutnya, "serangan tanpa henti" Israel telah membanjiri sistem perawatan kesehatan, yang tengah berjuang dengan wabah Covid-19.

Gejolak politik Israel

Eskalasi serangan di wilayah ini terjadi di tengah ketidakpastian politik di Israel.

Netanyahu telah bertindak sebagai perdana menteri sementara, sejak pemilihan parlemen pada Maret.

Dia gagal membentuk pemerintahan koalisi dengan sekutu garis keras dan ultra-Ortodoksnya, dan tugas itu diserahkan kepada rival politiknya minggu lalu.

Salah satu saingannya adalah Menteri Pertahanan Israel, yang mengawasi kampanye Gaza.

Tidak jelas apakah atmosfer politik yang suram itu menyebar ke dalam pengambilan keputusan militer Israel. Tapi kubu saingan telah dengan suara bulat menyatakan dukungan untuk menyerang Hamas dengan keras.

Sementara itu, dukungan dari partai yang didukung Arab dengan akar Islamis adalah kunci bagi blok anti-Netanyahu.

Tapi ketegangan ini mungkin menghalangi pemimpin partai, Mansour Abbas, untuk bergabung dengan koalisi untuk saat ini. Kedua belah pihak memiliki waktu tiga minggu lagi untuk mencapai kesepakatan.

Putaran kekerasan saat ini di Yerusalem bertepatan dengan dimulainya bulan puasa Ramadhan pada pertengahan April.

Kritikus mengatakan tindakan polisi yang kejam membantu memicu kerusuhan di malam hari. Ini termasuk keputusan untuk sementara waktu menutup tempat berkumpul setelah shalat Isya, yang populer dikalangan penduduk Palestina.

Gesekan lain terjadi di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem, di mana puluhan warga Palestina berada di bawah ancaman penggusuran oleh pemukim Yahudi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/12/152150370/israel-kerahkan-5000-tentara-cadangan-di-tengah-konflik-dengan-militan

Terkini Lainnya

Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Global
Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Global
Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Global
Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke