Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Ekspatriat Kabur dari Tsunami Covid-19 India: Carter Jet Pribadi ke UEA

Kompas.com - 29/04/2021, 10:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

"Saya menunggu selama dua bulan dan akhirnya menyewa jet pribadi, biayanya dibagi oleh beberapa penduduk yang sama-sama putus asa," kata Patel.

Baca juga: 9 Mitos dan Fakta Hinduisme di Tengah Masyarakat India

Tahun ini, sebelum larangan penerbangan terbaru ditetapkan UEA, lusinan operator pesawat carter sibuk menerbangkan penumpang dari India ke Dubai.

Operator-operator pesawat jet carter ini mengaku permintaan melonjak tajam.

Sebuah jet dengan 13 kursi yang terbang dari Mumbai ke Dubai berharga antara 35.000 dollar AS (Rp 506 juta) hingga 38.000 dollar AS (Rp 549 juta). Harga dari kota lain bahkan lebih tinggi.

Tetapi ketika permintaan melonjak, operator berusaha keras untuk mengklarifikasi aturan seputar pesawat pribadi yang mendarat di UEA.

"Penerbangan carteran perlu mendapat persetujuan dari Otoritas Penerbangan Sipil Umum dan kementerian luar negeri (UEA) untuk beroperasi. Tapi kami tidak tahu siapa yang dikecualikan untuk bepergian," kata Tapish Khivensra, CEO Enthrall Aviation Private Jet Charter.

Otoritas UEA mengatakan, warga negara UEA, diplomat, delegasi resmi, dan "pesawat bisnis" dikecualikan dari larangan tersebut. Asalkan penumpang mematuhi aturan termasuk karantina 10 hari.

Baca juga: Krisis Covid-19 di India, Jenazah Ayah Diikat Anaknya di Atas Mobil

Berapa pun biayanya

Ekspatriat lain yang tinggal di Dubai, Purushothaman Nair, mengaku siap untuk menghabiskan banyak uang untuk kembali ke UEA.

"Saya dan istri saya di India hanya 10 hari. Kami harus terbang kembali ke Dubai dengan biaya berapa pun," tutur Nair, yang bekerja di sektor pemerintahan, kepada AFP.

"Ada banyak orang yang bersedia membayar. Bagaimana mungkin orang-orang dengan kepentingan bisnis dan tanggung jawab besar di UEA dapat menjauh untuk waktu yang lebih lama?" sambung Nair.

Dia mengaku lebih takut terinfeksi virus corona daripada harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak supaya bisa kembali ke Dubai.

Baca juga: Tak Bisa Selamatkan Pasien Covid-19, Dokter di India Dipukuli Kerabatnya

Sementara yang lain mempertaruhkan pekerjaan mereka bila tidak segera kembali ke Dubai.

"Jika saya tidak bisa datang dalam beberapa minggu, pekerjaan saya dipertaruhkan. Bos saya sudah menekan saya dan meminta saya untuk melakukan perjalanan ke UEA melalui negara lain," kata Jameel Mohammed kepada AFP.

Mohammed diberi cuti pada Maret dan terbang India untuk menengok putranya setelah tidak bersua selama sekian lama.

"Saya tidak mampu membayar uang sebanyak itu. Tetapi jika pilihannya adalah antara kehilangan pekerjaan dan meminjam uang, saya akan meminjam uang dan terbang kembali," tutur Mohammed.

Baca juga: [Perempuan Berdaya] 7 Pejuang Wanita dari India yang Pilih Bertarung hingga Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com