NEW DELHI, KOMPAS.com – Orang-orang India dari komunitas ekspatriat yang bekerja di Uni Emirat Arab (UEA) terdampar di tanah air mereka akibat tsunami Covid-19.
Mereka tidak bisa kembali ke UEA karena penerbangan komersial dari India ke negara Timur Tengah tersebut ditangguhkan.
Akhirnya, mereka berbondong-bondong mengontak operator jet pribadi agar bisa kembali ke UEA.
Diperkirakan ada 3,5 juta orang India tinggal dan bekerja di UEA sebagaimana dilansir AFP, Kamis (29/4/2021).
Penangguhan penerbangan pesawat komersial dari India ke UEA dimulai pada Minggu (25/4/2021).
Karena alasan itulah, komuniats ekspatriat ini memilih operator penerbangan jet pribadi sebagai celah untuk bisa masuk ke UEA.
Para ekspatriat yang terjebak di India panik karena kasus Covid-19 di India meroket pada gelombang kedua.
Selama beberapa hari terakhir, jumlah kasus harian virus corona di India melampaui 300.000 kasus dalam sehari.
Bahkan untuk pertama kalinya, India melaporkan lebih dari 3.000 kematian dalam sehari pada Rabu (28/4/2021).
T Patel, seorang pengusaha yang tinggal di Dubai, berupaya sekuat tenga membawa kembali istri dan tiga anaknya dari saudara laki-lakinya yang saat ini terjebak di Bangalore.
"Saya sedang menjajaki opsi jet pribadi. Memang butuh banyak uang, tetapi jika saya tidak punya cara lain untuk membawa mereka kembali, maka saya akan melakukannya," kata Patel.
Harga melonjak
Pada Maret tahun lalu, di awal pandemi Covid-19, UEA melarang penerbangan komersial ke negaranya untuk mencegah penyebaran virus corona.
Karena tak punya pilihan lain, beberapa keluarga mau tak mau merogoh koceknya dalam-dalam untuk mencarter pesawat pribadi yang kala itu masih diizinkan memasuki Dubai.
Kala itu, Patel juga termasuk orang-orang yang rela merogoh koceknya untuk menerbangkan keluarganya ke Dubai.
Dia membayar 10.500 dollar AS (Rp 151 juta) untuk membawa orangtua dan keponakannya ke Dubai, hampir 20 kali lipat harga tiket pesawat reguler.
"Saya menunggu selama dua bulan dan akhirnya menyewa jet pribadi, biayanya dibagi oleh beberapa penduduk yang sama-sama putus asa," kata Patel.
Tahun ini, sebelum larangan penerbangan terbaru ditetapkan UEA, lusinan operator pesawat carter sibuk menerbangkan penumpang dari India ke Dubai.
Operator-operator pesawat jet carter ini mengaku permintaan melonjak tajam.
Sebuah jet dengan 13 kursi yang terbang dari Mumbai ke Dubai berharga antara 35.000 dollar AS (Rp 506 juta) hingga 38.000 dollar AS (Rp 549 juta). Harga dari kota lain bahkan lebih tinggi.
Tetapi ketika permintaan melonjak, operator berusaha keras untuk mengklarifikasi aturan seputar pesawat pribadi yang mendarat di UEA.
"Penerbangan carteran perlu mendapat persetujuan dari Otoritas Penerbangan Sipil Umum dan kementerian luar negeri (UEA) untuk beroperasi. Tapi kami tidak tahu siapa yang dikecualikan untuk bepergian," kata Tapish Khivensra, CEO Enthrall Aviation Private Jet Charter.
Otoritas UEA mengatakan, warga negara UEA, diplomat, delegasi resmi, dan "pesawat bisnis" dikecualikan dari larangan tersebut. Asalkan penumpang mematuhi aturan termasuk karantina 10 hari.
Berapa pun biayanya
Ekspatriat lain yang tinggal di Dubai, Purushothaman Nair, mengaku siap untuk menghabiskan banyak uang untuk kembali ke UEA.
"Saya dan istri saya di India hanya 10 hari. Kami harus terbang kembali ke Dubai dengan biaya berapa pun," tutur Nair, yang bekerja di sektor pemerintahan, kepada AFP.
"Ada banyak orang yang bersedia membayar. Bagaimana mungkin orang-orang dengan kepentingan bisnis dan tanggung jawab besar di UEA dapat menjauh untuk waktu yang lebih lama?" sambung Nair.
Dia mengaku lebih takut terinfeksi virus corona daripada harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak supaya bisa kembali ke Dubai.
Sementara yang lain mempertaruhkan pekerjaan mereka bila tidak segera kembali ke Dubai.
"Jika saya tidak bisa datang dalam beberapa minggu, pekerjaan saya dipertaruhkan. Bos saya sudah menekan saya dan meminta saya untuk melakukan perjalanan ke UEA melalui negara lain," kata Jameel Mohammed kepada AFP.
Mohammed diberi cuti pada Maret dan terbang India untuk menengok putranya setelah tidak bersua selama sekian lama.
"Saya tidak mampu membayar uang sebanyak itu. Tetapi jika pilihannya adalah antara kehilangan pekerjaan dan meminjam uang, saya akan meminjam uang dan terbang kembali," tutur Mohammed.
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/29/102326570/cara-ekspatriat-kabur-dari-tsunami-covid-19-india-carter-jet-pribadi-ke