Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etnik Bersenjata Myanmar Sukses Rebut Pangkalan Militer di Perbatasan Timur

Kompas.com - 27/04/2021, 12:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MAE SAM LAEP, KOMPAS.com - Sebuah kelompok pemberontak etnik terkemuka berhasil merebut pangkalan militer di Myanmar timur dekat perbatasan Thailand, pada Selasa pagi (27/4/2021).

Serangan itu dilakukan oleh lawan militer Myanmar yang paling vokal, yaitu Karen National Union (KNU).

Mereka berperang melawan militer Myanmar di sepanjang perbatasan timur selama berminggu-minggu.

Baca juga: Media Asing Sorot Hasil KTT ASEAN untuk Konflik Myanmar di Jakarta

Pada Selasa pertempuran berlangsung di negara bagian Karen dekat sungai Salween yang membatasi sebagian perbatasan.

Para warga di wilayah Thailand mendengar suara tembakan dan ledakan yang datang dari Myanmar.

"Tentara kami merebut kamp militer Burma," kata kepala urusan luar negeri KNU, Padoh Saw Taw Nee, kepada AFP.

Ia menambahkan bahwa pertempuran itu berlangsung sekitar pukul 5 pagi.

"Kami dapat mendengar dari sisi lain, kami dapat mendengar suara tembakan," kata Hkara penduduk lama Mae Sam Laep di perbatasan Thailand yang merupakan etnik Karen dan hanya memiliki satu nama.

"Kami melihat lima atau enam tentara Burma lari ke sungai dan kemudian kami melihat KNU menembak mereka, tetapi saat itu sangat gelap."

Baca juga: Setelah KTT ASEAN, Muhyiddin Yassin Sebut Myanmar Mau Hentikan Kekerasan

Bulan lalu setelah KNU menyerbu pangkalan militer, junta Myanmar membalasnya dengan beberapa serangan udara di malam hari. Itu adalah serangan udara pertama di Karen dalam lebih dari 20 tahun.

Beberapa penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke kota lain, karena takut akan pembalasan dari militer Myanmar, kata Hkara.

"Tidak ada yang berani tetap tinggal... mereka sudah lari pagi ini saat baku tembak dimulai," terangnya kepada AFP.

Bentrokan makin intens di Karen dalam beberapa pekan terakhir, membuat lebih dari 24.000 warga sipil mengungsi, termasuk sekitar 2.000 orang yang menyeberangi sungai untuk mencari perlindungan singkat di sisi Thailand.

Diperkirakan sepertiga wilayah Myanmar yang sebagian besar di perbatasan, dikuasai banyak kelompok pemberontak yang memiliki milisi sendiri.

Baca juga: Kelompok Etnik Bersenjata di Myanmar Siap Bersatu Lawan Junta Militer

KNU dengan lantang mengecam kudeta Myannmar, dan mengatakan mereka melindungi setidaknya 2.000 pembangkang anti-kudeta yang melarikan diri dari pusat kerusuhan di perkotaan.

Aparat keamanan Myanmar telah menewaskan lebih dari 750 warga sipil sejak 1 Februari, menurut kelompok pemantau lokal yang melacak jumlah korban tewas.

Sementara itu junta Myanmar menyebut angka korban tewas yang lebih rendah, dan menyalahkan tindakan keras itu terjadi karena ulah para perusuh.

Baca juga: Krisis Myanmar Makin Parah, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com