YANGON, KOMPAS.com - Para pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer Myanmar kembali pada Jumat (23/4/2021) ke jalan-jalan pusat kota Yangon.
Mereka kembali meneriakkan penentangan terhadap perebutan kekuasaan oleh tentara, saat penmimpin junta Min Aung Hlaing bersiap melakukan pertemuan para pemimpin Asia Tenggara (ASEAN) mengenai krisis negaranya.
Demonstrasi terbuka semacam itu di pusat kota terbesar Myanmar semuanya berhenti beberapa minggu lalu. Pasalnya tindakan keras mematikan terhadap perbedaan pendapat oleh pasukan keamanan membuatnya terlalu berbahaya.
Baca juga: KTT ASEAN Kecewakan Rakyat Myanmar, Pilih Junta Abaikan NUG
Yangon adalah tempat demonstrasi besar pertama diadakan melawan kudeta Februari yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Protes meluncurkan Gerakan Pembangkangan Sipil nasional yang bahkan melibatkan tindakan yang mengancam nyawa demonstran telah gagal.
Tindakan keras setiap hari oleh polisi dan tentara telah menewaskan lebih dari 700 pengunjuk rasa dan pengamat di seluruh negeri, menurut beberapa penghitungan independen.
AP melaporkan, sekitar 150 pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan lebar lingkungan Pabedan Yangon dengan tangan terangkat dengan mengacungkan penghormatan tiga jari, yang diadopsi oleh penentang kekuasaan militer.
“Ayo mengaum sampai seluruh kota bisa mendengar suara-suara kita!” teriak pemimpin kelompok itu.
Mereka dengan cepat berpencar ketika kendaraan polisi muncul di dekatnya.
Para pemimpin dari 10 anggota ASEAN akan membahas krisis Myanmar pada Sabtu (24/4/2021) di ibukota Indonesia, Jakarta, dengan pemimpin kudeta Jenderal Min Aung Hlaing akan hadir secara langsung.
Protesters hold banners during a rally against Myanmar's junta near the ASEAN Secretariat ahead of a meeting of ASEAN leaders in Jakarta, Indonesia, on Saturday. They expected to discuss Myanmar's political crisis. (Photos: EPA-EFE) pic.twitter.com/HakmuNN8zM
— Myanmar Now (@Myanmar_Now_Eng) April 24, 2021
Baca juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, Tiba di Indonesia
Undangan ke ketua junta telah membuat marah lawan kudeta, termasuk Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang dibuat oleh anggota parlemen terpilih yang digulingkan. Mereka berpendapat kehadiran pemimpin junta melegitimasi perebutan kekuasaan yang dilancarkannya.
NUG tidak diundang untuk ambil bagian.
Para pemimpin ASEAN mungkin berusaha untuk menghentikan penindasan kekerasan pasukan keamanan terhadap protes. Mereka mungkin juga menyarankan misi kemanusiaan yang dipimpin ASEAN dan peta jalan untuk dialog antara penguasa militer Myanmar dan lawan mereka.
Ada protes lain di sekitar Myanmar pada Jumat (23/4/2021), termasuk di kota Launglone di Myanmar selatan. Para pengunjuk rasa keluar untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).
Baca juga: KTT ASEAN di Jakarta, Saatnya Berkomuni-aksi dengan Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.