Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Dipandang Kurang Efektif Tangani Varian Baru Covid-19 di India

Kompas.com - 24/04/2021, 13:29 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Fungsi vaksin Covid-19 di India diperkirakan kurang efektif menghadapi varian baru virus corona, B.1.617, ketika jumlah kasus terus melonjak dengan sangat cepat.

India mencapai rekor baru pada Kamis (22/4/2021), di mana dilaporkan ada 314.835 kasus Covid-19 dalam sehari itu.

Laporan itu menandai jumlah kasus harian Covid-19 di India, tertinggi di dunia sejak pandemi Covid-19 dimulai pada 2020.

Baca juga: Apakah yang Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di India?

Varian baru virus corona, B.1.617 atau disebut juga mutan ganda, dikaitkan dengan lonjakan kasus Covid-19 tersebut, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali terdeteksi di India pada musim gugur lalu.

Dr Alain Lamarre, ahli imunologi dan ahli virologi dari Institut national de la recherche scientifique (INRS) di Quebec City, mengatakan dua mutasi yang ada pada B.1.617 telah dikaitkan dengan respons antibodi yang lebih buruk.

Itu berarti antibodi yang dikembangkan melalui vaksin atau infeksi Covid-19 sebelumnya, kurang efektif dalam menetralkan varian baru virus corona B.1.617, seperti yang dilansir dari CBC pada Jumat (23/4/2021). 

Namun, apakah vaksin gagal melindungi terhadap varian atau orang tersebut memiliki sistem kekebalan yang sangat lemah masih belum diketahui, katanya.

Baca juga: Virus Corona di India: Pasien Terpaksa Berbaring di Luar Rumah Sakit

Penting juga untuk dicatat bahwa antibodi bukan satu-satunya senjata yang dimiliki sistem kekebalan manusia untuk melawan varian baru virus corona.

Misalnya, sel T adalah alat lain yang digunakan tubuh kita untuk membantu melawan infeksi.

Dr Ravi Gupta, yang mempelajari virus di Universitas Cambridge di Inggris, mengatakan bahwa orang harus ingat bahwa vaksin dan infeksi alami, memicu berbagai macam respons kekebalan yang berbeda.

"Mutasi ini (B.1.617) hanya menghilangkan sebagian kecil dari pertahanan kita," ujar Gupta.

"Meskipun (vaksin) mungkin tidak menghentikan kita terkena infeksi, vaksin itu akan menghentikan kita terkena penyakit parah dan meninggal karena penyakit ini, yang merupakan hal kritis," lanjutnya.

Baca juga: Covid-19 di India: Rumah Sakit Terpaksa Minta Oksigen di Media Sosial

Penyebaran B.1.617

Sejauh ini, data yang tersedia soal B.1.617 masih terbatas karena pengujian sampel yang juga terbatas di seluruh India.

Namun, pada Maret, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa varian itu ditemukan pada 15-20 persen sampel yang diurutkan dari negara bagian Maharashtra yang terpukul keras Covid-19, yang menyumbang lebih dari 60 persen dari semua kasus aktif di India.

Varian ini juga telah muncul di lebih dari puluhan negara di seluruh dunia, menurut database global GISAID, di antarany Inggris, Amerika Serikat, Singapura, dan Australia.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kengerian Covid-19 di India | Daftar Negara yang Larang Warga India Masuk

Di Kanada, Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi pada Rabu (21/4/2021) bahwa ada 39 kasus B.1.617, yang dilaporkan muncul di provinsi Quebec pada 4 April.

Quebec juga mengumumkan kasus pertama B.1.617 yang diyakini muncul di provinsi tersebut, di wilayah Mauricie -Centre-du-Québec.

Dr Cora Constantinescu dari Rumah Sakit Anak Alberta di Calgary, Kanada mengatakan varian baru virus corona B.1.617 tampaknya lebih dapat ditularkan setidaknya sekitar 20 persen.

Baca juga: Daftar Negara yang Larang Warga India Masuk karena Covid-19 Mengganas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com