Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Penembakan, Biden Batasi Kepemilikan Senjata Api di AS

Kompas.com - 09/04/2021, 17:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Rencana ini juga mengusulkan pengecekan latar belakang dari penjualan senjata dan larangan penjualan senjata dan amunisi secara online.

Namun, aturan yang sudah ada saat ini masih jauh karena kenyataan politik yang akan dihadapi Presiden Biden di Kongres.

Aturan baru ini disahkan melalui perintah eksekutif, kemampuan khusus yang dimiliki presiden Amerika Serikat untuk mengambil keputusan tanpa persetujuan Kongres.

Namun perintah eksekutif ini terbatas dan tujuan ambisius ini harus melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat AS dan Senat.

Baca juga: Biden Berjanji Selama Dia Menjabat, China Tak Akan Jadi Pemimpin Dunia

Hari ini, ia mengatakan ia tidak akan "menyerah" dalam mencapai tujuannya tersebut.

"Ada banyak lagi hal yang dapat dilakukan Kongres untuk mendukung usaha ini. Dan mereka dapat melakukannya sekarang," tegas Biden.

"Mereka menyatakan dukacita dan mendoakan, para anggota Dewan ini, namun tidak pernah meloloskan satu hukum federal pun untuk mengurangi kekerasan akibat senjata," katanya.

"Doa sudah cukup. Waktunya bertindak."

Penembakan massal sejak Biden berkuasa

Sebelum dilantik menjadi presiden 20 Januari lalu, Presiden Biden sudah mengatakan Amerika Serikat menghadapi "empat krisis bersejarah dalam waktu bersamaan", yaitu pandemi virus corona, ekonomi, perubahan iklim dan keadilan bagi semua ras.

Ia berjanji empat hal tersebut akan ditanganinya dengan serius ketika menjadi presiden.

Hari ini Biden mengumumkan krisis baru lagi, yaitu adanya tujuh penembakan massal dalam delapan minggu terakhir.

Tiga penembakan di bulan Februari (di Florida, Oklahoma dan Minnesota) menyebabkan kematian 10 orang.

Tanggal 16 Maret, penembakan di tiga spa di negara bagian Georgia memicu amarah akibat tindak kekerasan terhadap warga Asia yang mengakibatkan delapan orang tewas.

Enam hari kemudian terjadi penembakan di sebuah supermarket di Colorado di mana 10 orang tewas.

Dan seminggu kemudian empat orang tewas (termasuk seorang anak) dalam penembakan di kawasan perkantoran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com