Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Berjanji Selama Dia Menjabat, China Tak Akan Jadi Pemimpin Dunia

Kompas.com - 26/03/2021, 19:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden menegaskan, China tidak akan bisa menjadi pemimpin dunia dunia selama dia menjabat.

Dalam konferensi pers pertamanya sebagai presiden, Biden berujar dia sudah mempelejari Presiden China Xi Jinping selama jadi wakil Barack Obama.

Dari pertemuan itu, presiden 78 tahun tersebut menyadari Xi memercayai otokrasi, bukan demokrasi, yang harus diterapkan di muka Bumi ini.

Baca juga: Jaga-jaga Perang dengan China, Taiwan Produksi Rudal Jarak Jauh

Presiden ke-46 AS itu menegaskan, dirinya tidak ingin membuat konfrontasi langsung dengan "Negeri Panda".

Meski begitu, dia menghendaki Beijing bisa mematuhi aturan internasional dalam hal kompetisi dan perdagangan yang adil, maupun penghormatan atas HAM.

Biden menyatakan, China sudah berkeinginan menjadi negara terkaya, paling kuat, dan pemimpin dunia.

"Saya pastikan itu tak akan terjadi selama saya menjabat, karena AS akan terus berkembang," tegas dia.

Presiden dari Partai Demokrat itu kemudian membandingkan Xi Jinping dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Joe Biden menyatakan, Xi dan Putin sama-sama berkeyakinan otokrasi merupakan masa depan dunia ini.

Baca juga: Usir Nelayan China, Filipina Kerahkan Kapal Perang Tambahan

Kebetulan dalam wawancaranya dengan ABC, Biden sempat menyebut Putin sebagai "pembunuh", yang menuai kemarahan di Moskwa.

"Dia (Xi) tidak percaya dengan demokrasi. Meski begitu, dia adalah sosok yang pintar," pujinya dikutip Reuters via Channel News Asia Jumat (26/3/2021).

Sang presiden melanjutkan, dia akan bekerja sama dengan sekutu untuk memastikan China bertanggung jawab atas sejumlah isu.

Di antaranya adalah isu invasi ke Taiwan, Hong Kong, maupun penanganann etnis Muslim Uighur di Xinjiang.

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Rudal, Biden Lontarkan Ancaman

Dalam percakapan selama dua jam setelah dilantik, Biden memberikan peringatan kepada orang nomor satu "Negeri Panda" tersebut.

Dia menegaskan selama Beijing terus melanggar HAM, maka dia akan terus meminta publik dunia menyorotinya.

Biden lalu membandingkan sikap AS yang terkesan lembek di era pendahulunya, Donald Trump, yang dia anggap bisa menurunkan kredibilitas mereka.

"Di saat presiden tidak mengomentari (pelanggaran) itu, seperti di era sebelumnya, akan menjadi momen kehilangan kredibilitas di seluruh dunia," tegasnya.

Baca juga: Joe Biden Tunjuk Kamala Harris untuk Bendung Arus Migrasi ke AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com