Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Kelompok Bersenjata, 2 Tentara Venezuela Tewas Kena Ranjau

Kompas.com - 02/04/2021, 10:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

CARACAS, KOMPAS.com – Venezuela melaporkan pada Kamis (1/4/2021) bahwa dua tentaranya tewas dalam ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan dengan Kolombia.

Dua tentara tersebut tewas ketika Venezuela melancarkan operasi melawan sejumlah kelompok bersenjata di wilayah perbatasan.

Kementerian Pertahanan Venezuela menuturkan, ranjau darat yang meledak membuat sembilan personel terluka dan dua tentara tewas.

Dalam melakukan operasi, tentara Venezuela membongkar sembilan kamp, termasuk satu kamp yang memproduksi pasta koka, bahan untuk membuat kokain.

Baca juga: Presiden Venezuela Usulkan Barter Vaksin Covid-19 dengan Minyak, Enggan Mengemis ke Negara Lain

Kementerian Pertahanan Venezuela melaporkan, sebanyak sembilan milisi telah tewas dan 31 orang ditangkap.

Sementara itu, dua jurnalis dan dua aktivis hak asasi manusia dibebaskan pada Kamis sore waktu setempat.

Serikat pers Venezuela mengatakan, keempat orang tersebut sempat dibawa ke pangkalan militer saat mereka bekerja di negara bagian Apure dan ditahan selama 25 jam.

Kementerian Informasi tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari penahanan tersebut.

Baca juga: Venezuela Menambah Daftar Negara yang Tolak Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Pada 22 Maret, pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, dua tentara tewas ketika bentrok dengan kelompok bersenjata di Apure.

Angkatan bersenjata dilaporkan telah memulai operasinya pada pekan lalu sebagaimana dilansir Reuters.

Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez mengatakan, negaranya akan mempertahankan diri dari kelompok bersenjata namun tetap menghormati hak asasi manusia.

Di sisi lain, para pengungsi yang melarikan diri dari daerah itu pada pekan lalu mengatakan bahwa pasukan keamanan membakar rumah dan membunuh warga sipil.

Baca juga: Bermodal Rp 100.000, Bisa Jadi Jutawan di Venezuela

Venezuela mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki tuduhan bahwa anggota militernya melakukan pelanggaran.

Di tempat lain, Presiden Kolombia Ivan Duque menuduh pemerintah Venezuela melindungi para pembangkang dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dan anggota Tentara Pembebasan Nasional (ELN).

Namun, tuduhan tersebut berulangkali dibantah oleh Caracas.

Kelompok hak asasi manusia, baik dari Venezuela dan Kolombia, pada Rabu (31/3/2021) meminta PBB menunjuk utusan khusus untuk mengatasi krisis kemanusiaan di daerah perbatasan.

Pasalnya, wilayah tersebut yang selama bertahun-tahun menjadi pusat perdagangan dan penyelundupan narkoba.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Wanita di Venezuela, Ini 5 Faktor Orang Sembunyikan Hasil Positif Covid-19

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com